Kamis, 28 Maret 2024

Tahun Ini Kementerian PUPR Terapkan 3D Printing untuk Bangun Rumah Khusus

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
rumah-dengan-printer-3d Ilustrasi-Rumah khusus bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Magelang, Jawa Tengah. Foto: Antara

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada tahun ini akan menerapkan pembangunan rumah khusus (rusus) dengan metode digital melalui pemanfaatan teknologi 3D Printing.

Iwan Suprijanto Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR mengatakan, pada 2022 ini pihaknya akan menerapkan pembangunan rusus dengan metode digital untuk menjawab tantangan Industri 4.0.

“Di tahun 2021 Kementerian PUPR bersama mitra terkait telah menguji coba pembangunan Rumah Tapak di Yogyakarta dengan 3D Printing, pada 12-31 Januari 2021. Lalu pada 2022 ini akan diterapkan dalam pembangunan rumah khusus,” ujar Iwan dalam keterangan tertulis yang dikutip Antara, Minggu (23/1/2022).

Menurutnya, pemanfaatan teknologi ini sesuai arahan Menteri PUPR bahwa Kementerian PUPR akan melakukan terobosan dalam percepatan pembangunan infrastruktur, di antaranya mendukung industrialisasi 4.0.

“Serta mendorong pengembangan skema pembiayaan kreatif, pengembangan SDM, penyelesaian tugas khusus, dan dukungan terhadap mitigasi bencana, rehabilitasi, dan rekonstruksi,” kata Iwan.

Iwan juga menyampaikan Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR dalam penyelenggaraan program pembangunan infrastruktur tahun 2020-2024 pada sektor perumahan menargetkan pembangunan 51.340 unit rumah susun, 10.000 unit rumah khusus, 813.660 unit rumah swadaya, dan 262.345 unit PSU perumahan.

Kementerian PUPR terus menyongsong era Industri 4.0 yang ditandai dengan perkembangan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi guna mencapai efisiensi yang tinggi dan kualitas produk yang lebih baik termasuk di bidang jasa konstruksi, salah satunya teknologi 3D Printing untuk pembangunan rumah.

Sebelumnya Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan revolusi Industri 4.0 ditandai dengan perkembangan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi guna mencapai efisiensi yang tinggi dan kualitas produk yang lebih baik, tidak terkecuali juga memberikan nilai tambah bagi pelaksanaan pembangunan infrastruktur.

Menteri Basuki menegaskan pemanfaatan teknologi harus memberikan nilai tambah bagi pelaksanaan pembangunan infrastruktur, bukan sekedar ikut-ikutan atau mengikuti tren sesaat. Industri 4.0 hanya instrumen, justru dibelakangnya harus ada Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.(ant/den)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 28 Maret 2024
31o
Kurs