Jumat, 29 Maret 2024

Wall Street Ditutup Melemah Akibat Komentar Pemimpin The Fed

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Tanda jalan untuk Wall Street terlihat di luar New York Stock Exchange (NYSE) di Manhattan, New York City, AS (20/12/2016). Foto : Antara/Reuters

Wall Street melemah tajam pada akhir perdagangan Rabu (2/11/2022) atau Kamis (3/11/2022) pagi WIB, setelah komentar dari Jerome Powell Ketua Fed yang menjatuhkan optimisme awal atas pernyataan kebijakan Fed saat menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin.

Ia menilai bahwa sangat prematur untuk berpikir tentang menghentikan kenaikan suku bunga membuat saham-saham turun tajam, di tengah ekspektasi investor yang berharap The Fed bersedia untuk mulai mengurangi kenaikan suku bunga pada pertemuan Desember.

Antara melaporkan, Indeks Dow Jones Industrial Average terpuruk 505,44 poin atau 1,55 persen, menjadi 32.147,76 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 96,41 poin atau 2,50 persen, menjadi berakhir di 3.759,69 poin. Indeks Komposit Nasdaq anjlok 366,05 poin atau 3,36 persen, menjadi ditutup pada 10.524,80 poin.

Setelah reli kuat pada Oktober yang membuat indeks Dow Industrial membukukan persentase kenaikan bulanan terbesar sejak 1976 dan reli S&P sekitar 8,0 persen, tiga indeks utama di Wall Street tidak jatuh selama tiga sesi berturut-turut. Penurunan pada Rabu (2/11/2022) adalah persentase penurunan terbesar untuk S&P 500 sejak 7 Oktober.

Indeks S&P 500 sedikit lebih rendah sebelum pengumuman kebijakan Fed, karena laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP menunjukkan penggajian swasta AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada Oktober, memberikan lebih banyak alasan kepada Fed untuk melanjutkan jalur kenaikan suku bunga yang agresif.

Dalam sesi perdagangan yang bergejolak, ekuitas awalnya bergerak lebih tinggi setelah kenaikan suku bunga oleh The Fed, kenaikan keempat berturut-turut dari bank sentral sebesar itu ketika mencoba untuk menurunkan inflasi yang sangat tinggi.

Target suku bunga dana federal ditetapkan dalam kisaran antara 3,75 persen dan 4,00 persen, tetapi dampak dari kenaikan tersebut awalnya diredam oleh sinyal baru yang menunjukkan bahwa bank sentral memperhatikan dampak kenaikan suku bunga yang terlalu besar terhadap perekonomian.

Investor telah secara luas mengantisipasi kenaikan suku bunga 75 basis poin, sambil berharap The Fed akan memberi sinyal kesediaan untuk mulai mengurangi kenaikan suku bunga pada pertemuan Desember.(ant/dfn/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
32o
Kurs