Sabtu, 27 April 2024

Bamsoet: Pemberhentian Ekspor Biji-Bijian di Laut Hitam Sebabkan Inflasi

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Ilustrasi inisiatif biji-bijian laut hitam. Foto: Xinhua

Bambang Soesatyo Ketua MPR RI, menjelaskan bahwa berhentinya rusia dalam partisipasi ekspor biji-bijian di Laut Hitam dapat berpotensi menimbulkan inflasi pangan dunia.

Melansir Antara, pasokan pangan dunia saat ini tengah tergerus akibat gagal panen yang salah satunya disebabkan oleh El Nino. Untuk itu Bamsoet meminta pemerintah agar waspada terhadap dampak dari Rusia yang tidak lagi berpartisipasi dalam ekspor biji-bijian di Laut Hitam, terhadap inflasi komoditas utama yang didistribusikan lewat inisiatif tersebut, di antaranya seperti jagung, gandum, dan bunga matahari.

“Meminta pemerintah menyusun strategi untuk mencegah munculnya dampak inflasi pangan dunia terhadap Indonesia dengan meningkatkan produksi dalam negeri guna mengendalikan harga,” ujar Bambang Soesatyo dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa (25/7/2023).

Lalu, dia juga meminta agar Kementerian Pertanian berkoordinasi dengan pemerintah daerah, yakni Dinas Pertanian setempat, utamanya di daerah dengan sentra produksi jagung, gandum, dan bunga matahari, seperti di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.

Koordinasi ini untuk memberikan insentif serta akses pada bibit unggul demi meningkatkan hasil produksi dalam negeri yang berkualitas.

Menurutnya, pemerintah harus mengarahkan masyarakat untuk mencari berbagai sumber alternatif agar harga bahan baku industri komoditas terkait tidak naik secara signifikan. Sebab, kenaikan harga gandum dunia dapat merambat pada produk-produk turunan, seperti kue dan roti, yang banyak dikonsumsi dan dibeli oleh masyarakat.

“Meminta pemerintah terus memantau hal tersebut dan mengantisipasi potensi kenaikan harga minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang terimbas dari turunnya pasokan minyak bunga matahari di pasar dunia, dengan memastikan ketersediaan stok CPO untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu, baik untuk minyak goreng maupun biodiesel, sebelum melakukan ekspor,” ujarnya.

Sebelumnya pada Senin (24/7/2023), Antonio Guterres Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mendesak Rusia untuk kembali ke pembahasan untuk mengizinkan ekspor biji-bijian Ukraina melalui Laut Hitam, sejalan dengan usulan yang dia buat untuk Vladimir Putin Presiden Rusia.

Pekan lalu, Rusia memutuskan untuk tidak melanjutkan pembahasan, karena mereka menyatakan alasan penolakan permintaan peningkatan ekspor makanan dan pupuk, dan juga mengklaim bahwa pasokan biji-bijian asal Ukraina yang mencapai negara-negara miskin dari Kesepakatan Laut Hitam sangat terbatas.

“Dengan penghentian Inisiatif Laut Hitam, golongan paling rentan adalah yang membayar harga paling tinggi,” ujar Guterres dalam KTT Sistem Makanan PBB di Roma, Senin (24/7/2023).

“Ketika harga makanan naik, semua orang akan terkena dampaknya”. lanjutnya

Sejak Rusia keluar dari kesepakatan dan mulai menyerang pelabuhan-pelabuhan pengekspor makanan Ukraina di Laut Hitam dan Sungai Danube, harga saham gandum dan jagung meningkat secara global.

“Ini sangat menghancurkan terutama bagi negara-negara rentan yang berjuang untuk memberi makan rakyatnya,” kata Guterres. (ant/dvn)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 27 April 2024
29o
Kurs