Paul Chan Mo-Po Menteri Keuangan (Menkeu) Hong Kong menawarkan peluang pembiayaan investasi hijau atau ramah lingkungan untuk Indonesia pada pertemuan dengan Bahlil Lahadalia Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Davos, Swiss, Kamis (19/1/2023)

Pada pertemuan di sela-sela agenda World Economic Forum (WEF) itu Paul Menkeu Hong Kong menyampaikan Indonesia dan Hong Kong selalu menjadi mitra yang baik di bidang investasi dan perdagangan.

“Kami juga ingin menawarkan kesempatan kepada Indonesia untuk memanfaatkan posisi Hong Kong sebagai pusat/hub keuangan global. Pada tahun lalu kami menjadi negara nomor satu di Asia dengan nilai pembiayaan ramah lingkungan terbesar yang mencapai 65-67 juta dolar AS. Jika ada proyek yang memerlukan pembiayaan hijau, mohon infokan kepada kami dan pasti akan kami bantu,” ungkap Paul dalam keterangan di Jakarta dilansir dari Antara pada Sabtu (21/1/2023).

Bahlil Lahadalia pun menyambut peluang pembiayaan investasi hijau dari Hong Kong yang disampaikan Paul Chan Mo-Po itu.

“Kami menyambut baik investasi pembiayaan di sektor energi ramah lingkungan karena hal tersebut menjadi bagian penting dari skala prioritas Pemerintah Indonesia. Ekonomi hijau memang sedang tumbuh, namun aliran investasinya tidak merata, terutama ke negara-negara berkembang. Hubungan baik antara kedua negara ini bisa dipererat melalui pembiayaan investasi ramah lingkungan,” kata Bahlil.

Menurut Bahlil, pembiayaan ramah lingkungan masih bisa dioptimalkan di wilayah Asia Tenggara. Ditambah lagi, Indonesia memiliki sejumlah proyek investasi ramah lingkungan, termasuk di dalamnya transisi energi dan pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik. Potensi tersebut dapat dikembangkan dan dimaksimalkan bersama-sama.

Di sisi lain Indonesia sendiri juga tengah mendorong investasi penciptaan nilai tambah melalui hilirisasi yang berorientasi pada energi dan industri hijau ramah lingkungan.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi Hong Kong di Indonesia selama 5 tahun terakhir mencapai 19 juta dolar AS dengan tiga sektor realisasi investasi tertinggi yaitu industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya (9,67 juta dolar AS); sektor listrik, gas, dan air (3,14 juta dolar AS); serta perumahan, kawasan industri, dan perkantoran (1,92 juta dolar AS).(ant/ihz/ris/ipg)