Kamis, 25 April 2024

IIF: Utang Global Meningkat Melebihi Angka Sebelum Pandemi

Laporan oleh Restu Indah
Bagikan
Pound Sterling Inggris dan dolar Amerika Serikat. Foto: Reuters/Antara

Ukuran utang di seluruh dunia naik pada kuartal pertama 2023 menjadi hampir 305 triliun dolar AS, dan meningkatnya biaya untuk membayar utang tersebut memicu kekhawatiran adanya leverage (penggunaan dana yang bersumber dari utang) sistem keuangan.

Studi yang dari Institute of International Finance (IIF), sebuah kelompok perdagangan jasa keuangan mengatakan utang global naik 8,3 triliun dolar AS dalam tiga bulan pertama, dibandingkan dengan akhir tahun 2022 menjadi 304,9 triliun dolar AS. Angka ini menjadi yang tertinggi sejak kuartal pertama tahun 2022.

“Utang global sekarang 45 triliun dolar AS lebih tinggi dari tingkat sebelum pandemi dan diperkirakan terus meningkat dengan cepat,” kata IIF dalam Global Debt Monitor triwulanannya.

Setelah mencapai puncak mendekati 360 persen pada tahun 2021, rasio utang terhadap output telah stabil di sekitar 335 persen, di atas tingkat sebelum pandemi.

Populasi yang menua dan meningkatnya biaya perawatan kesehatan terus menekan pengeluaran pemerintah, sementara “ketegangan geopolitik yang meningkat juga diperkirakan akan mendorong peningkatan lebih lanjut dalam pengeluaran pertahanan nasional dalam jangka menengah,” tulis para peneliti IIF.

Mengutip Antara, IIF  menyuarakan keprihatinannya tentang pemberian pinjaman yang lebih ketat di antara bank-bank kecil akan lebih merugikan beberapa bisnis dan rumah tangga.

“Mengingat peran sentral bank regional dalam intermediasi kredit di AS, kekhawatiran tentang posisi likuiditas mereka dapat mengakibatkan kontraksi tajam dalam pemberian pinjaman ke beberapa segmen.”

IIF juga mencatat pertumbuhan shadow banking, atau intermediasi kredit dari keuangan non-bank.

“Bank-bank bayangan sekarang menguasai lebih dari 14 persen pasar keuangan, dengan sebagian besar pertumbuhan berasal dari ekspansi cepat dana investasi AS dan pasar utang swasta”.

Secara khusus, laporan tersebut menyebutkan “sebagian besar” utang korporasi dipegang oleh perusahaan asuransi jiwa, “meningkatkan kekhawatiran atas peningkatan eksposur mereka terhadap aset yang kurang likuid.”

Laporan tersebut menunjukkan 75 persen dari pasar negara berkembang (EM) IIF melihat peningkatan tingkat utang dalam dolar pada kuartal pertama, dengan angka keseluruhan melewati lebih dari 100 triliun dolar AS untuk pertama kalinya. Data menunjukkan China, Meksiko, Brasil, India, dan Turki membukukan kenaikan terbesar. (ant/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 25 April 2024
26o
Kurs