Selasa, 7 Mei 2024

Jokowi Berharap Pasar Turi Bangkit, Pedagang Keluhkan Sepi Pembeli

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Syukur Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Turi Baru saat menata barang dagangannya, Rabu (4/1/2023). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Joko Widodo Presiden RI berharap kegiatan ekonomi Pasar Turi bangkit usai kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dicabut akhir 2022. Sejumlah pedagang di lokasi, masih mengeluhkan sepi pembeli.

Harapan Jokowi itu disampaikan saat meninjau Pasar Tanah Abang Blok A, Senin (2/1/2023) lalu. Ia berharap omset pedagang yang anjlok karena pandemi bisa kembali bangkit di tahun ini.

Mulai dari Pasar Turi Surabaya, Pasar Terong Makassar, Pasar 16 Ilir Palembang, dan Pasar Beringharjo Yogyakarta.

Sementara pantauan suarasurabaya.net. tak hanya sepi pembeli, banyak toko yang masih tutup dan belum terisi, Rabu (4/1/2023).

Banyak toko tutup di salah satu blok di lantai 1 Pasar Turi Baru sekitar pukul 15.30 WIB, Rabu (4/1/2023). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Menurut Syukur Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Turi Baru Surabaya, memang hanya 10 persen dari total ribuan toko yang buka.

“Sepuluh persen dari sekitar 6.425 toko. Yang buka lantai satu sampai empat. Sisanya parkiran dan masjid (lantai 5-7),” kata Syukur, Rabu (4/1/2023).

Kondisi itu dianggap semakin parah. Sejak Pasar Turi Lama mengalami kebakaran 10 tahun lalu, para pedagang menjual barangnya di Tempat Penampungan Sementara (TPS).

Syukur yang juga memiliki lapak mengaku perpindahan tempat penjualan itu sudah memangkas drastis omset yang didapat.

“Dulu Rp3 – 5 juta sehari, di TPS jadi hanya Rp500 ribu – Rp1 juta,” kata Syukur.

Depan gedung Pasar Turi Baru, Rabu (4/1/2023). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Bukan pulih justru memburuk omsetnya saat ini. Syukur tidak lagi bisa memperkirakan pendapatan juga keuntungan. Kondisi ini, lanjut Syukur, hampir merata dirasakan semua pedagang.

“Di sini tidak bisa memperkirakan, tergantung masing-masing ada lalu kadang kosong. Dulu belum online (di Pasar Turi Lama), pas di TPS sudah ada online jadi (pembeli) sudah turun,” paparnya.

Alasannya bertahan, hanya karena pelanggan-pelanggan setia yang memesan perlengkapan TNI-Polri, barang jualannya, dari luar pulau.

“Langganan dari Indoensia Timur sejak dulu masih ada sampai sekarang. Kalau dulu belinya rata-rata grosiran. Bisa Rp2-3 juta per orang setiap bulannya. Cuma itu yang dipakai pertahanan di sini, tapi pesanannya ya tidak pasti,” pungkasnya. (lta/iss)

Bagikan
Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Selasa, 7 Mei 2024
29o
Kurs