Senin, 14 Oktober 2024

BI: Ekonomi Syariah Global Indonesia Naik 1 Peringkat, di Jatim Pertumbuhannya 3 Kali Lipat

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Erwin Gunawan Hutapea Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur waktu mengudara di program Wawasan Suara Surabaya, Senin (9/9/2024), edisi membahas Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Jawa 2024. Foto: Chandra suarasurabaya.net

Setidaknya dalam dua dekade terakhir, ekonomi keuangan syariah semakin mendapat perhatian, tidak hanya dari negara-negara muslim, tapi juga negara-negara nonmuslim.

Erwin Gunawan Hutapea Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur (KPwBI Jatim) mengatakan, banyak negara yang melihat potensi ekonomi syariah sebagai motor baru untuk mendorong perkembangan ekonomi global. Karenanya, Indonesia pun tidak ketinggalan dalam tren ini.

Dia menjelaskan, berdasarkan peringkat global pada tahun 2022, Indonesia menempati posisi keempat dalam kontribusi ekonomi keuangan syariah secara global. Tapi dalam kontribusi ekonomi keuangan syariah secara global pada tahun 2023-2024, Indonesia sukses naik satu peringkat.

“Alhamdulillah kita sudah naik ke peringkat tiga setelah Malaysia dan Arab Saudi sehingga seluruh stakeholder dan pemangku kepentingan yang ada di Republik Indonesia secara berkesinambungan terus memperkuat sinergi dan kolaborasi agar posisi Indonesia terus membaik,” ujarnya waktu mengudara di program Wawasan Suara Surabaya, Senin (9/9/2024), membahas Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Jawa 2024.

Dia menjelaskan, sektor paling dominan yang mendorong ekonomi syariah Indonesia terus tumbuh dan berkembang adalah halal value chain, atau ekosistem atau rantai pasok halal yang mengintegrasikan seluruh sektor industri halal, mulai dari input, produksi, distribusi, pemasaran, hingga konsumsi. Utamanya dalam hal ini adalah sektor pertanian.

Kemudian untuk Jawa Timur sendiri, menurutnya perkembangan ekonomi keuangan syariah juga menunjukkan tren positif dan berkelanjutan. Pembiayaan perbankan syariah tumbuh sebesar 12,44 persen secara tahunan.

“Ini tumbuh lebih tinggi daripada kredit secara keseluruhan yang di Jawa Timur itu tumbuhnya hanya 4,74 persen. Hampir tiga kali lipatnya,” jelasnya.

Faktornya, kata Erwin, pangsa penyaluran pembiayaan perbankan syariah terhadap total pembiayaan perbankan di Jawa Timur secara konsisten memang terus menunjukkan pertumbuhan signifikan.

“Kalau kita lihat dalam setidaknya 10 tahun terakhir, pada tahun 2015 kontribusinya itu 5,22 persen. Kemudian sekitar empat tahun kemudian pada tahun 2019 tumbuh menjadi 6,06 persen. Dan Alhamdulillah Juli 2024 angkanya itu sudah 7,72 persen,” ungkapnya.

Posisi strategis Jatim dalam mendorong perkembangan ekonomi keuangan syariah juga ditengarai lebih dari 90 persen penduduk yang beragama islam, 6.745 pondok pesantren (Ponpes) dengan santri mendekati satu juta.

“Ponpes sebagai sebuah poros atau pilar kegiatan ekonomi keuangan syariah ini menunjukkan angka yang sangat potensial,” bebernya.

Selain itu, Pemprov Jatim juga telah mendirikan Halal Industrial Park Sidoarjo (HIPS), yang merupakan kawasan industri halal pertama dan terbesar di Indonesia.

Kawasan ini menawarkan peluang bagi para pelaku usaha yang ingin fokus pada industri halal, dan diharapkan dapat memperkuat posisi Jawa Timur sebagai hub pengembangan ekonomi keuangan syariah di kawasan timur Indonesia.

Tapi, meski punya potensi yang besar, Erwin mengatakan ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam pengembangan ekonomi keuangan syariah di Jatim. Salah satunya literasi keuangan syariah.

“Berdasarkan survei yang kita lakukan, indeks literasi di Jawa Timur ini jadi kelompok masyarakat yang sudah masuk dalam kelompok well literate literatif , itu komposisinya masih di bawah 30 persen. Sekitar 28 persen. Nah ini menjadi sebuah pekerjaan yang memang perlu kita garap secara bersama-sama,” ujarnya.

Selain literasi, tantangan lainnya adalah keterbatasan tenaga kerja di sektor ekonomi keuangan syariah. Karenanya, Bank Indonesia, bekerja sama dengan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS), pemerintah daerah, serta lembaga-lembaga terkait, terus berupaya meningkatkan kapasitas tenaga kerja dan literasi masyarakat agar dapat mendukung ekosistem ekonomi syariah yang lebih kuat di Jawa Timur.

Sebagai bagian dari upaya mendorong perkembangan ekonomi syariah itulah, Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) 2024. Fesyar ini mencakup berbagai kegiatan, seperti seminar ekonomi syariah, pameran produk UMKM, business matching, tabligh akbar, serta lomba-lomba islami.

“Acara ini diharapkan dapat semakin meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam ekonomi syariah, serta mendorong pertumbuhan sektor ini di Jawa Timur dan Indonesia secara umum,” tutupnya. (bil/ham)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Senin, 14 Oktober 2024
32o
Kurs