Minggu, 28 April 2024

Kontribusi Film pada PDB 2024 Diproyeksi Capai Rp3,41 Triliun

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Pengunjung mengamati poster-poster film nasional yang dipamerkan dalam pameran temporer "Jejak Memori Gempita Layar Perak Jakarta" di Museum Sejarah Jakarta, Senin (9/10/2023). Foto: Antara

Mohammad Amin Direktur Musik, Film dan Animasi, Kedeputian Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memproyeksikan, produk domestik bruto (PDB) subsektor film, animasi dan video tahun 2024 mencapai Rp3,41 triliun.

“Pada tahun 2024, PDB subsektor film, animasi, dan video kami proyeksikan mengalami pertumbuhan dan berkontribusi sejumlah Rp3,41 triliun terhadap PDB,” ujar Amin, dilansir Antara pada Jumat (29/3/2024).

Proyeksi tersebut berdasarkan data Kemenparekraf pada 2021 menunjukkan PDB subsektor film, animasi, dan video mengalami pertumbuhan hingga 6,31 persen dari tahun sebelumnya sejumlah Rp 2,69 triliun.

Selain itu, berdasarkan laporan hasil kajian dampak ekonomi industri layar di Indonesia oleh PWC Indonesia & LPEM FEB-UI 2023 menyebutkan industri layar lebar diproyeksikan bertumbuh dengan tingkat CAGR sebesar 6,13 persen dalam kurun waktu 2023 hingga 2027.

Sementara itu, soal program dukungan guna menumbuhkan industri film dalam negeri, dia menyebut Kemenparekraf memiliki upaya dalam mendongkrak pengembangan ekosistem Industri film dituangkan dalam peraturan pemerintah serta sejumlah upaya konkrit lainnya.

“Untuk menumbuhkan industri film Indonesia melalui regulasi pengembangan ekosistem Industri film dituangkan dalam peraturan pemerintah, sosialisasi Kebijakan pengembangan dan perkembangan industri film, program pengembangan film (inkubasi, kompetisi), program dukungan atau sponsorship (pemberian dukungan kegiatan film) berupa Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) subsektor film,” bebernya.

Program lain yakni Aksi Selaras Sinergi (Aksilarasi) yang merupakan pendampingan penciptaan dan pemanfaatan produk kreatif unggulan di destinasi super prioritas melalui peningkatan kapasitas sineas daerah.

Ia menyebut produk yang dihasilkan diharapkan mampu mengisi ruang kreatif dan sekaligus menjadi media promosi di Destinasi Wisata Super Prioritas.

Adapun hingga kini, Aksilirasi subsektor film telah menghasilkan lima produk film pendek karya sineas daerah.

“Dan tahun ini akan menjalani tahap placement, distribusi produk ke industri ekonomi kreatif,” ujarnya.

Dukungan lain yakni berupa Festival Film Bulanan yang merupakan festival film pendek yang memilih dua film pendek baik fiksi maupun dokumenter terbaik setiap bulan, yang berasal dari 10 zonasi berbeda dari berbagai wilayah di Indonesia.

Festival ini bertujuan untuk menyediakan akses, mengarahkan, memfasilitasi dan mengantarkan karya-karya terbaik anak bangsa ke dunia industri perfilman profesional. (ant/ike/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Minggu, 28 April 2024
28o
Kurs