
Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur (Jatim) mencatat deflasi sebesar 0,34 persen month-to-month (mtm) pada Mei 2025. Hal ini karena turunnya harga komoditas hortikultura seperti cabai rawit, bawang merah, bawang putih dan cabai merah serta jagung manis, wortel dan jeruk.
“Deflasi ini masih di atas deflasi nasional yang 0,37 persen. Nasional deflasinya lebih dalam,” terang Zulkipli Kepala BPS Jatim dilansir dari Antara, Senin (2/6/2025).
Zulkipli menuturkan, penurunan harga komoditas hortikultura disebabkan karena pasokan baik yang di diproduksi di Jawa Timur seperti cabai rawit, cabai merah dan bawang merah serta yang berasal dari luar wilayah seperti bawang putih melimpah.
Tak hanya komoditas hortikultura, deflasi juga disumbang penurunan harga emas global yang tentunya mempengaruhi harga emas di Indonesia beserta produk turunannya seperti emas perhiasan.
Secara rinci, untuk cabai rawit mengalami deflasi mencapai 47,12 persen dengan andil terhadap deflasi keseluruhan pada Mei sebanyak 0,21 persen sedangkan bawang merah mengalami deflasi 16,74 persen dengan andil 0,08 persen.
Selanjutnya, bawang putih mengalami deflasi 7,68 persen dengan andil 0,04 persen, cabai merah mengalami deflasi 22,47 persen dengan andil 0,03 persen, dan emas perhiasan mengalami deflasi 1,4 persen dengan andil 0,02 persen.
Berikutnya, ikan mujair dan daging ayam ras turut mengalami deflasi masing-masing 9,83 persen dan 0,96 persen dengan andil terhadap deflasi keseluruhan masing-masing 0,02 persen.
Untuk komoditas seperti jagung manis, wortel dan jeruk juga mengalami deflasi masing-masing 8,5 persen, 15,82 persen, dan 4,59 persen dengan andil terhadap deflasi keseluruhan masing-masing sebesar 0,01 persen.
“Produk laptop/notebook juga dalam hal ini mengalami deflasi 0,01 persen dengan andil terhadap deflasi keseluruhan 0,01 persen,” ujarnya.
Dengan terjadinya deflasi pada Mei maka inflasi tahun kalender Mei 2025 terhadap Desember 2024 sebesar 0,89 persen year-to-date (ytd) dan inflasi tahun ke tahun (yoy) Mei 2025 terhadap Mei 2024 sebesar 1,22 persen.
Dari dari sebelas kabupaten/kota keseluruhannya mengalami deflasi dengan deflasi terdalam terjadi di Sumenep yaitu 0,79 persen (mtm) sementara kota/kabupaten lain yaitu Banyuwangi deflasi 0,68 persen, Gresik 0,51 persen, Jember 0,43 persen.
Kemudian deflasi kota/kabupaten lain meliputi Bojonegoro 0,41 persen, Probolinggo 0,35 persen, Madiun 0,35 persen, Kediri 0,34 persen, Tulungagung 0,26 persen, Surabaya 0,22 persen, dan Malang 0,21 persen. (ant/saf/ipg)