
Dyah Setyaningrum associate professor dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menyebut, terdapat setidaknya empat tipe kepribadian finansial yang ada pada Generasi-Z.
“Pertama, budgeting master, atau teliti dan terkendali. Unggul dalam mencatat dan menjaga pengeluaran,” katanya dilansir dari Antara, Senin (7/7/2025).
Kedua, cash splasher atau spontan dan impulsif, di mana seseorang lebih mementingkan pengalaman sesaat daripada perencanaan jangka panjang.
Ketiga, trendy spender atau tertarik pada gaya hidup dan tren, di mana seseorang mengorbankan stabilitas finansial demi penampilan.
Dan terakhir, independent investor atau berorientasi jangka panjang, di mana seseorang cermat dalam memilih investasi dan memprioritaskan kualitas.
“Melalui pendekatan berbasis kepribadian, mahasiswa dapat memahami pola konsumsi mereka sendiri dan mulai mengelola keuangan dengan cara yang lebih realistis dan personal,” kata Dyah Setyaningrum.
Menurutnya, dengan memanfaatkan rumus praktis seperti 50:30:20 (kebutuhan:keinginan:tabungan/investasi), serta refleksi melalui pertanyaan seperti “Apakah saya perlu atau hanya ingin?”, Gen-Z bisa diajak untuk tidak sekadar menghindari boros, tetapi juga membentuk kebiasaan keuangan yang sehat dan berkelanjutan.
Ia juga memaparkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa literasi keuangan Gen-Z Indonesia berada di angka 65,43 persen, namun tingkat inklusi keuangan sudah mencapai 75,02 persen.
“Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara penggunaan produk keuangan dan pemahaman terhadapnya. Pendekatan seperti ini hadir untuk menjembatani gap tersebut secara kreatif dan menyenangkan,” ucap Dyah Setyaningrum. (ant/saf/ipg)