Rabu, 6 Agustus 2025

Ekonomi Nasional Stagnan, Jawa Timur Tetap Berharap pada Target Ambisius 8 Persen

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
DR. Miguel Angel Esquivias ekonom berbicara dalam acara "Inspire, Innovation Networking & Strategic Platform for Industrial Excellence" yang digelar Kadin Surabaya bekerj sama dengan Kadin Jatiim, Kadin Institute dan KMMB , Surabaya, Selasa (5/7/2025). Foto: Istimewa

Ekonomi nasional masih menunjukkan kinerja yang kurang menggembirakan di bawah kepemimpinan Presiden baru. Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan di bawah angka 5 persen.

Bahkan, untuk tahun depan, Miguel Angel Esquivias ekonom memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan berkisar di angka yang sama.

Menurut Miguel, hampir satu tahun terakhir berbagai sektor ekonomi Indonesia, mulai dari properti, infrastruktur, hingga energi, menunjukkan kinerja stagnan.

“Satu-satunya sektor yang menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan adalah sektor teknologi, yang saat ini menjadi perhatian dan menarik banyak minat investasi,” ungkapnya, Selasa (5/7/2025).

Miguel menjelaskan, banyak faktor yang memengaruhi stagnasi ini. Salah satunya adalah gejolak ekonomi global yang memengaruhi kebijakan ekonomi nasional di berbagai negara.

Sebagian besar negara kini memiliki strategi ekonomi masing-masing untuk menjaga stabilitas ekonomi mereka, yang secara tidak langsung memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Di tengah situasi stagnasi ini, Jawa Timur justru berambisi untuk tumbuh sebesar 8 persen pada 2029. Target ini tentu bukan hal yang mudah tercapai. Provinsi ini menyumbang 25,11 persen dari total ekonomi Pulau Jawa, dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai Rp819,30 triliun pada triwulan I/2025.

Namun, ada ironi di balik angka tersebut. “Sektor pertanian menyerap lebih dari 10% tenaga kerja, namun kontribusinya terhadap ekonomi masih sangat kecil,” ungkap Andhika Paratama Herlambang Sekretaris Bappeda Jawa Timur.

Hal ini diperparah oleh kebiasaan petani yang lebih memilih menjual hasil pertanian dalam bentuk mentah. Padahal, Jawa Timur adalah lumbung pangan nasional, yang menjadi produsen terbesar untuk komoditas seperti beras, jagung, susu, telur, bawang, dan daging.

Sementara itu, industri pengolahan masih terpusat di kota-kota besar. Dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, hanya empat daerah—Surabaya, Sidoarjo, Kediri, dan Pasuruan—yang kontribusi industrinya di atas 10%. Lebih dari separuh daerah lainnya justru menyumbang kurang dari 1% terhadap perekonomian.

“Pusat-pusat ekonomi masih terpusat di beberapa titik saja. Untuk itu, perlu adanya dorongan untuk hilirisasi dan pemerataan sektor industri,” jelas Andhika.

Medy Pramkoso Wakil Ketua Kadin Surabaya menambahkan bahwa Surabaya memiliki potensi besar sebagai simpul logistik dan transportasi nasional. Namun, menurutnya, biaya produksi yang tinggi masih menggerus daya saing perdagangan kota ini.

“Surabaya dapat menjadi pusat pemulihan ekonomi nasional, asalkan mampu menekan biaya produksi dan mempercepat reformasi sumber daya manusia (SDM),” ujarnya.

Sementara itu, Adik Dwi Putranto Ketua Kadin Jatim menilai bahwa pertumbuhan ekonomi regional tidak akan optimal tanpa adanya investasi dan transformasi SDM.

aat ini, daya saing Indonesia masih kalah dibandingkan negara lain. Oleh karena itu, Kadin Jatim bersama Pemprov Jatim memiliki komitmen kuat untuk menyiapkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing, melalui pembentukan Tim TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) di setiap kabupaten/kota.

Ironisnya, dari 38 daerah di Jawa Timur, masih ada 10 daerah yang belum memiliki Tim TKDN, termasuk Surabaya. Padahal, kota ini diharapkan menjadi motor penggerak pembangunan SDM unggul yang berdaya saing.
“Pemerintah daerah harus serius dalam mengembangkan pendidikan vokasi,” tegas Adik.

Di tengah tantangan besar ini, Dr. Miguel menawarkan beberapa solusi strategis, antara lain integrasi regulasi pusat dan daerah melalui digitalisasi, pembentukan zona investasi satu pintu, serta diplomasi perdagangan global yang lebih agresif untuk memperkuat posisi tawar Indonesia. (saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Rabu, 6 Agustus 2025
30o
Kurs