
Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur (Jatim) mencatat inflasi di angka 0,93 persen di Provinsi Jatim secara month to month (mtm) pada periode April 2025.
Sejumlah komoditas seperti cabai rawit, daging ayam ras, telur ayam ras, serta cabai merah, disebutkan menjadi penahan inflasi pada bulan April 2025.
Berdasarkan data BPS, inflasi di Jatim dipicu oleh tarif listrik yang memberikan andil inflasi 0,99 persen. Hal itu disebabkan berakhirnya diskon tarif listrik dari pemerintah sejak 28 Februari lalu.
Kemudian terdapat komoditas emas perhiasan yang mengalami inflasi 0,20 persen. Selanjutnya angkutan udara inflasi 0,08 persen, dan bawang merah naik sebesar 0,03 persen serta komoditas kelapa menyumbang inflasi sebesar 0,03 persen.
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim menyatakan, dengan angka inflasi 0,93 persen menunjukkan bahwa kondisi ekonomi Jatim kondusif dan terjaga dengan baik.
“Pemprov Jatim telah melakukan berbagai upaya untuk mengontrol inflasi selama lebaran, termasuk meningkatkan produksi dan distribusi barang kebutuhan pokok, serta melakukan pengawasan harga,” ujar Khofifah dalam keterangannya, Senin (5/4/2025).
Selain itu nilai ekspor Jatim juga bertumbuh positif. Berdasarkan data BPS menunjukkan Jatim menjadi provinsi kedua dengan jumlah ekpor tertinggi mencapai 6.134,9 .
“Nilai ekspor kita juga naik 0,10 persen pada bulan Maret dibandingkan Februari 2025. Begitu juga impor kita pada periode yang sama naik 3,28 persen,” katanya.
Pertumbuhan positif juga terjadi di sektor pariwisata, yang mana jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dari Januari-Maret 2025 mencapai 56.971 orang.
Jumlah tersebut menempatkan Jatim sebagai provinsi dengan kunjungan wisman terbanyak se-pulau Jawa.
“Alhamdulillah, pariwisata kita juga menunjukan tren positif. Karena Jatim menjadi destinasi wisata dengan kunjungan wisman terbanyak se-pulau Jawa,” tuturnya.(wld/bil/iss)