Adik Dwi Putranto Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur menilai Sumenep tengah mengalami kebangkitan ekonomi yang signifikan.
“Sumenep memiliki kombinasi potensi yang lengkap: sektor maritim, pertanian, pariwisata, hingga energi. Ini bukan sekadar peluang, tetapi momentum besar untuk menjadi pusat ekonomi baru di Madura,” ujar Adik dalam keterangan resminya, Senin (10/11/2025).
Data mencatat, perekonomian Sumenep pada 2024 tumbuh 3,77 persen, dan mencapai 4,64 persen tanpa sektor migas. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah ini menembus Rp45,22 triliun, menandakan peningkatan produktivitas yang signifikan.
Menurut Adik, pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan investasi yang terus menguat. “Sepanjang 2024 investasi di Sumenep mencapai Rp2,8 triliun, dan pada triwulan pertama 2025 sudah menembus Rp1,3 triliun dengan penyerapan tenaga kerja lebih dari 5.500 orang. Ini bukti kepercayaan investor semakin tinggi,” jelasnya.
Ia menambahkan, kebijakan pemerintah daerah yang pro-investasi menjadi salah satu faktor penting. Pemerintah Kabupaten Sumenep telah menerbitkan Peraturan Bupati Nomor 34 dan 35 Tahun 2024 yang memberikan insentif dan kemudahan perizinan bagi penanaman modal.
Adik juga menyoroti beberapa sektor unggulan yang dinilai potensial untuk dikembangkan, seperti industri rumput laut, garam, perikanan tangkap, pariwisata kesehatan, dan energi terbarukan.
“Rumput laut Sumenep punya kualitas tinggi, tapi masih butuh investasi pascapanen. Begitu pula garam—produksi PT Garam di Kalianget mencapai 319 ribu ton per tahun. Sekarang saatnya membangun industri refinery garam dan cold storage modern agar nilai tambah meningkat,” katanya.
Untuk sektor pariwisata, Adik menyebut Pulau Gili Iyang dengan kadar oksigen mencapai 20,9 persen berpotensi dikembangkan sebagai destinasi eco-wellness tourism kelas dunia. “Tren wisata kesehatan sedang naik, dan Sumenep punya keunggulan alami yang jarang dimiliki daerah lain,” ujarnya.
Sementara itu, keberadaan Kangean Energy Indonesia (KEI) membuka peluang di sektor jasa penunjang migas lepas pantai. Di wilayah kepulauan, potensi energi surya juga menjanjikan untuk pengembangan PLTS dan sistem microgrid sebagai sumber listrik berkelanjutan.
Momentum investasi Sumenep, kata Adik, akan semakin kuat dengan perbaikan infrastruktur transportasi dan logistik. Bandara Trunojoyo kini beroperasi kembali dengan rute Surabaya–Sumenep dua kali seminggu, sementara Pelabuhan Kalianget tengah dikembangkan melalui dukungan APBN 2025 senilai Rp48,5 miliar.
“Selama ini, tantangan utama Sumenep adalah akses transportasi. Kini konektivitas mulai membaik, arus barang dan investasi pun makin lancar,” jelasnya.
Adik menilai saat ini merupakan waktu yang tepat bagi investor masuk ke Sumenep. “Infrastruktur sedang tumbuh, regulasi mendukung, dan sektor produktif terbuka lebar. Siapa yang bergerak sekarang akan menjadi first mover dengan peluang keuntungan maksimal,” tegasnya.
Kadin Jatim, lanjut Adik, siap menjadi penghubung antara dunia usaha dan pemerintah daerah agar investasi berjalan efektif dan berkelanjutan. “Kadin melihat Sumenep bukan hanya daerah potensial, tapi poros baru investasi Jawa Timur di masa depan,” ujarnya. (saf/ipg)







