Perkembangan industri alas kaki lokal tercatat mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir dan turut menyumbang perekonomian nasional.
Untuk mendukung perkembangan industri alas kaki supaya lebih pesat, Kementerian Perindustrian membangun Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) dan mulai diresmikan pada Selasa (4/11/2025).
Berdasarkan data BPS, jumlah industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki skala kecil, tercatat berjumlah 53.333 unit usaha, dengan penyerapan sebanyak 159.454 tenaga kerja.
Sementara untuk skala menengah dan besar tercatat 737 unit usaha dengan penyerapan sebanyak 571.156 tenaga kerja.
Capaian industri alas kaki tersebut turut menyumbang roda perekonomian yang memberikan kontribusi sebesar 31.10 persen bagi PDRB Jawa Timur.

Agus Gumiwang Kartasasmita Menteri Perindustrian RI mengatakan, pembangunan Gedung BPIPI di Sidoarjo merupakan langkah nyata dalam memajukan industri alas kaki dalam negeri.
“Diharapkan gedung ini dapat memberikan manfaat optimal dengan menciptakan lingkungan kerja yang sehat, coworking space yang bersahabat, workshop yang nyaman sehingga dapat mendukung inovasi layanan publik dan meningkatkan kreativitas dalam pengembangan produk IKM alas kaki,” ujar Agus Gumiwang saat meresmikan Gedung BPIPI.
Tak hanya itu, dari sisi implementasi industri hijau, Gedung BPIPI dibangun dengan standar ramah lingkungan dan manfaat berkelanjutan melalui pemanfaatan hemat energi, pengolahan limbah, kualitas udara dan pencahayaan alami.
Agus Gumiwang menilai pembangunan Gedung BPIPI di Sidoarjo sangat strategis sebagai pusat utama alas kaki nasional karena di topang wilayah lain seperti Mojokerto dan Pasuruan.
“Wilayah ini tidak hanya menjadi penopang utama dari ekspor produk-produk alas kaki kita, tetapi juga menjadi penyerap tenaga kerja industri bahan kayu yang terbesar setelah sektor tekstil dan garmen,” jelasnya.
“Jawa Timur juga memiliki ekosistem industri yang dekat. Mulai dari unit-unit produksi skala besar, jejaring alas kaki yang kuat, hingga pusat layanan teknologi dan desain yang sudah dilakukan selama ini oleh BPIPI,” sambungnya.

Oleh karena itu, Kemenperin RI menilai Provinsi Jatim sebagai wilayah strategis dalam perkembangan industri alas kaki nasional secara jangka panjang karena memiliki model integrasi antara industri besar dan kecil menengah.
Agus Gumiwang berharap Provinsi Jatim untuk ke depannya mampu menjadi katalis pertumbuhan industri baru di Pulau Jawa untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Tentu ke depannya kami berharap adanya penguatan peran dari Jawa Timur agar dapat menjadi katalis. Katalis bukan hanya untuk pertumbuhan sentra-sentra industri di Pulau Jawa tetapi juga di luar Pulau Jawa. Ini arahan kita,” jelasnya. (wld/saf/ipg)
NOW ON AIR SSFM 100
