
Christina AryaniWakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) berdiskusi dengan Muhammad Ivandry Atase Ketenagakerjaan Kedutaan Besar RI (KBRI), di Kuwait City, tentang peluang penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) untuk sektor privat di Kuwait.
Dalam diskusi yang diadakan di Kantor KemenP2MI di Jakarta, Rabu (7/5/2025), disebutkan hospitality, kesehatan, serta minyak dan gas menjadi sektor yang peluang penempatannya masih terbuka di negara itu.
“Kita bisa fokus penempatan di jabatan cleaner (tukang bersih-bersih), healthcare sektor swasta, barista dan spa therapist,” kata Christina dalam keterangan resmi KemenP2MI.
Meski masuk dalam pekerjaan low skilled, gaji yang ditawarkan di jabatan itu menarik, karena transportasi, akomodasi dan uang makan pekerja ditanggung pemberi kerja. Gaji yang ditawarkan minimal 120 KWD (sekitar Rp6,3 juta), kata Wamen P2MI.
“Ini menjadi peluang yang bisa kita ambil. Di awal bisa saja penempatan 100 orang dulu di Kuwait untuk sektor hospitality,” katanya, dilansir Antara.
Sementara itu, Ivandry mengatakan banyak peluang kerja di Kuwait yang bisa diserap oleh calon pekerja migran dari Indonesia melalui Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia.
Dia mencontohkan, pada 2024, ada 4.000 peluang kerja di Kuwait dan dari KBRI baru bisa mendapat 1.000 peluang kontrak.
Hingga April 2025, tercatat 400-500 peluang kerja di berbagai sektor, dengan sebagian besar lowongan ada di sektor hospitality.
Ivandry juga yakin Indonesia melalui Kementerian P2MI berpeluang besar memenuhi kebutuhan tenaga kerja tersebut, asalkan dibarengi dengan sosialisasi menyeluruh mengenai prosedur, persyaratan, dan kompetensi yang dibutuhkan.
“Informasi tentang prosedur, kompetensi, dan persyaratan kerja di Kuwait harus disampaikan secara masif. Dengan begitu, calon pekerja migran bisa berangkat sesuai prosedur dan memperoleh penghidupan serta gaji yang layak,” kata dia.(ant/dra/ham/rid)