
Riyono Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS menyerukan kepada pemerintah dan BUMN untuk segera membeli gula petani yang kini menumpuk di gudang milik RNI dan SGN, dua anak usaha dari holding pangan BUMN, ID Food.
Menurut Riyono, saat ini terdapat sekitar 104 ribu ton gula hasil giling petani yang belum terserap pasar. Nilainya ditaksir mencapai hampir Rp1,5 triliun. Para petani mendesak agar pembelian dilakukan dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp14.350 per kilogram, bukan di bawah harga tersebut seperti yang ditawarkan oleh sebagian pedagang.
“Negara harus hadir dan memprioritaskan pembelian gula petani. Jangan sampai gula impor malah masuk dan memperparah keadaan. Itu merugikan petani lokal dan pedagang dalam negeri,” tegas Riyono Caping panggilan akrabnya, Jumat (15/8/2025).
Ia juga menyoroti munculnya gula rafinasi impor yang diperkaya vitamin dan dijual bebas di pasar dengan harga tinggi, sekitar Rp17.500 per kilogram. Padahal, bahan baku gula rafinasi tersebut dibeli dengan harga impor sekitar Rp10.000 per kilogram. Hal ini dinilai tidak wajar dan menekan daya beli masyarakat.
“Jika dibandingkan dengan biaya produksi, harga gula rafinasi itu terlalu mahal. Ini jelas menyulitkan konsumen dan mematikan perputaran ekonomi di lapisan bawah,” ujarnya.
Riyono mendesak BUMN pangan untuk segera menggunakan skema pembiayaan dari Danantara agar proses pembelian gula petani bisa dipercepat. Ia memperingatkan bahwa jika pencairan dana tidak segera dilakukan dalam satu atau dua pekan ke depan, nasib petani akan semakin memprihatinkan.
“Stok gula ada di pabrik, tinggal dibeli saja. BUMN harus sigap, jangan sampai petani jadi korban ketidaktegasan kebijakan pangan,” tutupnya.(faz/iss)