Kamis, 31 Juli 2025

Rupiah Menguat Imbas Perpanjangan Gencatan Perang Dagang AS-China

Laporan oleh M. Hamim Arifin
Bagikan
Ilustrasi - Petugas menunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta. Foto: Antara

Ibrahim Assuabi Analis mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka mengatakan, penguatan nilai tukar (kurs) Rupiah dipengaruhi gencatan senjata pengenaan tarif selama 90 hari antara Amerika Serikat (AS) dengan China.

Nilai tukar Rupiah pada penutupan perdagangan di Jakarta, hari Rabu (30/7/2025), menguat 4 poin atau 0,02 persen menjadi Rp16.405 per Dollar AS dari sebelumnya Rp16.409 per Dollar AS.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga menguat ke level Rp16.387 per Dollar AS dari sebelumnya Rp16.399 per Dollar AS.

“Para pejabat AS dan Tiongkok sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata tarif 90 hari mereka pada hari Selasa (29/7/2025), setelah dua hari perundingan yang digambarkan kedua belah pihak sebagai perundingan konstruktif di Stockholm (Swedia), yang bertujuan meredakan perang dagang yang semakin memanas antara dua negara dengan ekonomi terbesar dunia yang mengancam pertumbuhan global,” kata Ibrahim Assuabi dalam keterangan tertulis di Jakarta, dilansir dari Antara, pada Rabu.

Scott Bessent Menteri Keuangan AS meredam ekspektasi Donald Trump Presiden AS akan menolak perpanjangan tersebut, karena pertemuan dengan China sangat konstruktif.

Keputusan untuk memperpanjang gencatan tarif perdagangan yang berakhir pada 12 Agustus atau membiarkan tarif melonjak kembali ke angka tiga digit berada di tangan Trump.

Di sisi lain, sentimen terhadap Rupiah juga berasal dari keyakinan pasar Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga acuan.

The Fed tidak berkomitmen untuk pelonggaran lebih lanjut, meskipun ada tekanan dari Presiden AS untuk memangkas suku bunga.

Tekanan dari Trump disebut dapat menimbulkan perselisihan di antara para pembuat kebijakan The Fed.

“Gubernur Christopher Waller dan Michelle Bowman kemungkinan akan memberikan suara menentang keputusan Powell untuk mempertahankan suku bunga acuan. Namun beberapa tanda meredanya kondisi di pasar tenaga kerja, ditambah dengan kejelasan yang lebih lanjut tentang tarif Trump, juga dapat membuat The Fed lebih terbuka untuk akhirnya memangkas suku bunga acuan,” ungkap Ibrahim.(ant/dis/ham/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Kamis, 31 Juli 2025
32o
Kurs