Proses puncak ibadah haji diawali dengan wukuf di Arofah. Arofah adalah sebuah gurun tandus yang berada di 25 km sebelah timur laut pusat kota Mekkah. Disini calon jamaah haji (CJH) akan melakukan ibadah wukuf.
Rudi Hartono Suara Surabaya di Arab Saudi melaporkan, panitia penyelenggara haji di Arofah dalam melayani CJH telah menyediakan ribuan tenda. Tenda-tenda ini dibangun dari kontruksi galvalum yang sangat kokoh meski sebenarnya modelnya semi permanen. Ukuran tenda yang diperuntukkan bagi CJH bervariasi antara 10 x 20 meter sampai yang terbesar berukuran 25 x 40 meter.
Dalam satu kloter jamaah haji mendapatkan jatah satu tenda berukuran besar atau dua tenda berukuran kecil tergantung dimana letak tenda-tenda tersebut. Setiap tenda dilengkapi dengan alas karpet berukuran 2×3 meter yang menutup semua alas tenda.
Tenda-tenda ini juga dilengkapi instalasi air untuk wudlu dan listrik untuk kebutuhan jamaah dan sebagai sumber energi bagi kipas angin yang terpasang di masing-masing tenda.
Dalam setiap 10 gugusan tenda dilengkapi dengan dua komplek toilet yang diperuntukkan jamaah laki-laki dan perempuan. Setiap komplek toilet dilengkapi dengan 12 bilik kamar mandi.
Di Arofah, CJH akan menjalani serangkaian ibadah wukuf dimulai dengan khotbah wukuf yang biasanya disampaikan oleh ketua kloter atau pembimbing haji masing-masing kloter. Isi khotbah wukuf biasanya seputar bimbingan wukuf, seruan-seruan ibadah dan panjatan doa selama wukuf.
Setelah dari Arofah, jamaah haji akan bergerak ke Musdalifah untuk menjalankan ibadah Mabit di Musdalifah sambil mengambil jumroh untuk kebutuhan lontar jumroh di Mina.
Setelah itu jamaah akan dimobilisasi ke Mina. Disini CJH akan menempati tenda-tenda sesuai maktabnya. Berbeda dengan di Arofah, tenda-tenda di Mina dibangun dengan konstruksi permanen.
Ukuran setiap tenda kurang lebih 25×25 meter. Setiap tenda dilengkapi dengan pendingin udara dan beralaskan karpet 2×3 meter. Disini CJH akan menunggu jadwal melontar jumroh.
Sesuai dengan maklumat dari Amirul Hajj, jamaah haji asal Indonesia dilarang untuk melontar jumroh pada waktu-waktu yang biasa digunakan CJH dari negara Afrika dan Timur Tengah.
Pantauan Suara Surabaya di Arab Saudi, persiapan yang dilakukan oleh panitia lokal sudah mencapai 95 persen. Tenda-tenda sudah banyak yang berdiri dan siap menerima kedatangan CJH.
Tinggal beberapa utilitas penunjang saja yang menunggu penyelesaian pembangunan seperti toilet dan tempat wudlu. (rud/dwi/rst)