Selasa, 30 Desember 2025

Daya Saing Industri TI Indonesia di Urutan ke-14

Laporan oleh Eddy Prastyo
Bagikan

Indonesia menempati urutan ke-14 di Asia Pasifik dan urutan ke-57 di seluruh dunia berdasarkan sebuah studi terbaru mengenai daya saing industri TI yang disponsori BSA (Business Software Allaince) dan disiapkan secara independen oleh Economist Intelligence Unit, dengan tajuk “The means to compete: Benchmarking IT industry competitiveness”.

Indeks dan laporan tersebut merupakan upaya pertama untuk membandingkan kinerja negara-negara di dunia dalam membangun sebuah lingkungan yang mendukung daya saing industri TI. Studi ini melibatkan 64 negara yang berasal dari 7 kawasan.

Dengan skor indeks keseluruhan Indonesia mencapai 23.7, menunjukkan Indonesia menunjukkan kinerja yang lebih baik dalam hal lingkungan bisnis secara keseluruhan (skor 51) dan dukungan untuk pengembangan industri TI (skor 48), dibandingkan dengan lingkungan hukum dan litbang (R&D), yang skornya masing-masing hanya 36.6 dan 39.

Bidang yang paling lemah untuk Indonesia, infrastruktur TI. Di bidang ini Indonesia berada di urutan paling rendah di antara semua negara (urutan ke-64), meliputi belanja hardware, software dan layanan TI, kepemilikan desktop dan laptop, koneksi broadband, dan server Internet yang aman, berdasarkan hitungan per kapita.

Di bidang infrastruktur TI ini, negara-negara tetangga dekat Indonesia umumnya menempati urutan yang jauh lebih baik. Di tingkat global, skor kategori infrastruktur TI Vietnam, misalnya, berada di urutan ke-60 (skor 0.6), sedangkan Filipina di urutan ke-55 (skor 2.2), Thailand di urutan ke-49 (skor 6.4), Malaysia di urutan ke-33 (skor 16.5) dan Singapura di urutan ke-12 (skor 58.8).

Indeks secara keseluruhan menyimpulkan sejumlah negara memiliki semua faktor yang diperlukan untuk mendukung sektor TI yang tumbuh pesat. Meskipun demikian, Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan dan Inggris memberikan lingkungan yang paling kondusif untuk daya saing TI. Dengan mengandalkan kekuatan kombinasi antara skala dan kualitas di bidang-bidang utama yang mendukung daya saing TI, Amerika Serikat menempati urutan teratas dalam tabel indeks.

Negara-negara Asia Pasifik memiliki perwakilan yang memadai di urutan atas, dimotori oleh Jepang, Korea Selatan, Australia, Taiwan dan Singapura. Meskipun demikian, kelima negara ini menghadapi tantangan kuat untuk bisa tetap kompetitif. Tantangan terbesar antara lain adalah jaminan tersedianya pasokan tenaga kerja berbakat untuk industri TI dan dukungan yang memadai dari pemerintah untuk mendukung kompetisi dan inovasi.

Dalam ”IT industry competitiveness index” memaparkan situasi lingkungan TI di setiap negara untuk menggambarkan berbagai unsur penting yang memungkinkan industri TI tumbuh dan berkembang. ”Laporan ini menegaskan posisi Indonesia di tingkat global dan regional berdasarkan faktor-faktor ini dan memberikan indikasi mengenai bidang-bidang yang dapat menjadi fokus strategi pemerintah untuk memperbaiki daya saing industri TI-nya,” kata SEWO HIONG GOH Direktur BSA seperti dalam siaran pers yang diterima suarasurabaya.net, Kamis (27/09).

SEWO menilai dengan skor Indonesia untuk setiap indikator, dan membandingkannya dengan para pesaing di tingkat regional, diharapkan hasil studi ini dapat memberikan semacam peta jalan (roadmap) bagi para pembuat kebijakan untuk memahami kekuatan yang dapat dikembangkan dan kelemahan yang dapat diperbaiki. (tin)

Bagikan
Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Selasa, 30 Desember 2025
32o
Kurs