Rabu, 31 Desember 2025
Cisco Networking Academy

Dorong Pengembangan TI di Negara Berkembang

Laporan oleh Noer Soetantini
Bagikan

Cisco Networking Academy memberikan pengaruh positif terhadap negara-negara yang berkembang. Ini berdasarkan hasil studi yang dilakukan Cisco Learning Institute bersama International Telecommunication Union (ITU), United Nations Development Program (UNDP), dan US Agency for international Development (USAID) di enam negara Afrika , yang termasuk dalam Least Developed Country Initiative.

Hasil studi juga menyebutkan Cisco Networking Academy telah berhasil dalam mendorong pengembangan keahlian di bidang teknologi informasi (TI), menyediakan peluang-peluang kerja yang tengah dibutuhkan, meningkatkan kepercayaan bagi kaum wanita dalam memasuki bidang TI, sekaligus mengangkat tingkat pendidikan dalam banyak lapisan komunitas masyarakat secara keseluruhan.

AMY CHRISTEN Vice President Cisco Corporate Affairs and General Manager Cisco Networking Academy dalam siaran pers yang diterima suarasurabaya.net, Kamis (28/06), mengatakan pelatihan di bidang teknologi informasi dan pengembangan keahlian untuk jaringan memberikan arahan yang sangat penting menuju keberhasilan secara
finansial dan kemandirian untuk para individu di banyak negara berkembang.

Secara keseluruhan Cisco Networking Academy telah memberikan pengetahuan dan keahlian TI selama sepuluh tahun dengan lebih dari 9.500 akademi yang tersebar di seluruh dunia. Setiap tahunnya lebih dari 500.000 siswa bergabung untuk mempelajari ilmu dan keahlian TI dan jaringan, mulai dari dasar hingga lanjutan dan mempersiapkan diri untuk memenuhi sertifikasi kebutuhan industri.

Studi pengamatan terhadap LDC (Least Developes Countries) kemudian dikembangkan untuk memperkuat kemitraan dan kolaborasi antara pihak publik dan swasta. Studi mempelajari pengaruh-pengaruh terhadap individu, komunitas dan ekonomi suatu negara termasuk memberikan rekomendasi untuk peningkatan, modifikasi dan alokasi sumber daya program-program di masa yang akan datang.

Studi pengamatan mengenai hasil dan pengaruh program Networking Academy dilakukan Kamerun, Kenya, Nigeria, Senegal, Uganda dan Zambia. Negara-negara yang dipilih masing-masing mewakili faktor-faktor seperti area geografis, perkembangan ekonomi dan budaya. Tolok ukur ini dipilih sebagai yang paling tepat untuk mendeskripsikan gambaran hasil LDCI di Afrika secara keseluruhan.

Survei dilakukan terhadap 600 orang yang berprofesi sebagai siswa, instruktur, pemilik/pemimpin perusahaan, dan tokoh komunitas.
Hasil survei menunjukkan 40% dari jumlah siswa tersebut berhasil mendapatkan peluang karir dan 12 persennya membangun perusahaan sendiri setelah menyelesaikan satu atau lebih mata pelajaran Cisco Networking Academy.

Hasil penemuan penting lainnya, diantaranya, Cisco Networking Academy menciptakan jalur karir, memotivasi kaum wanita di Afrika pada lapangan pekerjaan yang biasanya didominasi oleh kaum pria. Saat ini 32% dari para siswa yang bergabung adalah wanita, melebihi target Cisco yang 30% untuk LDC Initiative. Diluar keberhasilannya atas masing-masing individu, Cisco Networking Academy juga turut membentuk komunitas di masing-masing areanya.

Di Indonesia, CNAP telah dijalankan mulai t 1999. Pada bulan Maret 2001, CNAP memasuki tahapan baru dengan dilakukannya kerjasama antara Cisco Systems dan Direktorat Pendidikan Menengah dan Kejuruan (Dikmenjur), Departemen Pendidikan Nasional. Kerjasama ini menandakan dimulainya kurikulum CNAP diterapkan untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khususnya bagi SMK-Teknologi Informasi.

Jumlah akademi di Indonesia sudah mencapai 180. Dan hanya pada periode Agustus 2006 sampai April 2007 telah menghasilkan lebih dari 500 lulusan. (tin)

Bagikan
Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Rabu, 31 Desember 2025
29o
Kurs