Selasa, 30 Desember 2025
Tak Perlu Khawatir LPG Bocor

Kini Ditemukan Alat Pendeteksi Kebocoran dan Pengamanan Kompor LPG

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan

Pengguna kompor gas LPG yang lupa mematikan atau kurang tepat mematikan kompor gas bisa terjadi kemungkinan meledak, yang pada akhirnya menimbulkan kebakaran. Ini bisa dihindari jika alat menggunakan pendeteksi tersebut.

Konsep tabung gas milik ERA HARARA mahasiswa S1 Sistem Komputer (SK) Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer (STIKOM) Surabaya ini cukup efektif mengurangi terjadinya kebakaran. Hal itu dikarenakan alat yang diberi nama sebagai sistem pendeteksi kebocoran dan pengamanan dini pada kompor Liquid Petrolium Gas (LPG) berbasis Field Programmable Gate Arrays (FPGA) telah dilengkapi dengan adanya sensor bau atau bisa dikatakan sebagai sensor LPG.

Sistem ini bekerja dengan mendeteksi LPG yang bocor dari selang aliran LPG yang menuju ke sumber pengapian/kompor. Apabila sensor LPG mendeteksi adanya gas bocor, maka solenoid valve (katup tabung) yang terpasang pada mulut tabung langsung menutup dan disertai suara buzzer sebagai tanda pemberitahuan kepada pemakai (user), sehingga kemungkinan terjadinya kebakaran dapat dihindarkan.

“Untuk mengetahui tekanan yang terjadi setelah adanya kebocoran. Maka saya buat lampu biru untuk menunjukkan tekanan tabung LPG pada kondisi tekanan tinggi, lampu kuning menunjukkan tekanan sedang dan warna merah menunjukkan kondisi tekanan tabung rendah,” papar ERA seperti dalam siaran pers yang diterima suarasurabaya.net, Kamis (23/08) dari Humas STIKOM.

Sedangkan waktu yang dibutuhkan oleh sensor LPG untuk mendeteksi gas LPG pada ruangan 20 x 20 x 20 Cm adalah 1.35 detik pada tabung tekanan tinggi (1.2 – 4 Bar) dan 3.23 detik pada tabung tekanan sedang (0.5 – 1.1 Bar) sedangkan pada tabung tekanan rendah (0 – 0.4 Bar) adalah 5.58 detik.

Menurut anak bungsu dari tiga bersaudara ini sensor tersebut bisa diletakkan sesuai ruangan yang dikehendaki pemiliknya. Untuk membeli alat sensor itu ERA memperkirakan harganya bisa mencapai 200-500 ribu rupiah. “Pembuatan alat ini sebenarnya saya buat untuk industri rumah makan yang biasa menggunakan tabung LPG,” jelasnya.

Namun bisa kemungkinan untuk pengembangannya digunakan pada pabrik besar sekalipun. Sebab sensor tersebut bisa mendeteksi bau sekecil jarum sekalipun ungkap ERA.

“Saya sudah menguji alat sensor ini dengan berbagai bau. Seperti bau kentut orang, bau asap kendaraan, dan bau asap rokok Untuk bau gas pada tabung LPG hampir mirip dengan bau kentut orang,” ungkapnya dengan tersenyum.

Untuk sementara hasil ciptaan ini masih berupa prototipe. Ia mengujinya dengan menggunakan satu alat kontrol (FPGA) yang dihubungkan melalui komputer. Pada alat kontrol tersebut terdapat tiga pipa untuk disalurkan pada tabung gas elpiji, pipa untuk deteksi kebocoran pada ruangan dalam kotak gabus, dan satu pipa terhubung pada kompor gas LPG.

Begitu kompor tersebut menyala kemudian pipa yang terhubung pada gabus dibuka, dan alat sensor diletakan di dalam gabus. Lalu dengan sendirinya alat kontrol tersebut berbunyi seketika itu juga api pada kompor gas langsung padam.

Untuk mengetahui isi gas yang terdapat dalam tabung itu habis atau tidak, bisa diketahui melalui lampu deteksi yang terdapat pada alat kontrol. ERA mengaku telah mengahabiskan dana sebesar satu setengah juta untuk keperluan alat-alat karya Tugas Akhirnya itu. Namun dari hasil karyanya itu ERA mendapat nilai A.(ipg)

Teks Foto:
– ERA HARARA dengan alat pendeteksi kebocoran dan pengamanan kompor LPG temuannya.
Foto: Dok. Humas STIKOM Surabaya

Bagikan
Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Selasa, 30 Desember 2025
24o
Kurs