Pada 2015, CEO Apple Tim Cook bertemu dengan CEO Uber Travis Kalanick di markas besar Apple. Cook menjelaskan, Apple tidak suka fitur tersembunyi aplikasi Uber yang mampu mengidentifikasi dan menandai anggota Uber mana yang menggunakan iPhone.
Awalnya, fitur tersembunyi dari perusahaan teknologi transportasi itu tidak diketahui oleh insinyur Apple itu. Bahkan setelah aplikasi itu dihapus dari iPhone, pengguna masih dapat ditandai. Ini, menurut cook, melanggar peraturan anti-penipuan milik Apple.
Akhirnya, Apple menemukan tipu muslihat itu. CEO Apple Tim Cook bersikap tegas dengan meminta Uber untuk segera berhenti melanggar peraturan Apple. Cook memastikan, bila Uber tidak berhenti menandai pengguna iPhone, dia akan menghapus aplikasi Uber dari App Store.
Menghadapi kemungkinan kehilangan akses dari jutaan pengguna iPhone di seluruh dunia, Kalanick sepakat untuk menghentikan pelacakan handset Apple iPhone. Demikian sebagaimana dilansir Antara dari Phone Arena, Senin (24/4/2017).
Uber menjelaskan, alasannya menandai pengguna iPhone untuk mencegah kecurangan. Di China, unit iPhone curian akan dihapus data-datanya kemudian dijual kembali.
Beberapa pengemudi Uber yang tidak jujur akan membuat akun palsu dari handset yang dicuri, dan membuat pesanan tumpangan dari akun palsu itu. Dengan menggunakan proses yang disebut “sidik jari”, Uber bisa mengidentifikasi iPhone bahkan saat memorinya sudah dihapus.
Tapi karena langkah ini melanggar peraturan Apple, Uber membuat fitur aplikasi yang tidak terlacak oleh orang-orang dalam Cupertino. Karyawan Apple di luar kantor pusat menemukan kode “sidik jari” yang menyulut pertarungan antara Tim Cook dan Travis Kalanick ini.
Akhirnya, kedua belah pihak sama-sama diuntungkan. Apple meminta Uber untuk menghapus fitur tersebut, dan aplikasi Uber tetap berada di App Store Apple.(ant/den/rst)