Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menciptakan sebuah game bernama Words War mengusung teknologi speech recognizition sebagai solusinya.
Pencipta game tersebut Ilham Cahya Suherman dari Departemen Sistem Informasi, Firman Maulana dari Departemen Teknik Informatika, dan Diah Rachmawati dari Desain Komunikasi Visual (DKV) yang berada di bawah Departemen Desain Produk Industri (Despro).
Meski anggota tim tidak berasal dari departemen yang sama, Ilham mengaku senang karena dalam menciptakan sebuah game yang berkualitas, dibutuhkan seorang ahli ilmu program (programmer) dan ilmu estetika gambar agar game terasa lebih hidup.
Speech Recognizition (SR), terang Ilham, adalah teknologi yang digunakan untuk mengonversikan sinyal akustik (suara) melalui mikrofon, sebagai bentuk perintah dalam mengoperasikan komputer secara otomatis.
“Jadi, pemain hanya perlu bermodal suara atau ucapan untuk mengendalikan atau menjalankan game tersebut dan SR ini hanya mampu dijalankan di Windows 10,” ternag Ilham.
Menurut Ilham yang bertindak sebagai ketua tim, game yang diciptakan ini bergenre shooter, artinya pemain akan mengalahkan lawan melalui tembak-menembak.
Dalam permainan tersebut, pelaku penembak disimulasikan oleh Kucing dengan pesawatnya dan pelaku yang ditembak disimulasikan oleh para Monster.
Teknisnya, lanjut Ilham, pada area batas yang dimiliki Kucing terdapat posisi atas, tengah, dan bawah. Setiap dari ketiga posisi tersebut terdapat kata atau kalimat bahasa Inggris.
Jika Kucing ingin berpindah posisi, maka pemain harus mengucapkan kata atau kalimat bahasa Inggris di posisi tersebut dengan lafal.
“Dalam mengeluarkan tembakan pun, pemain harus mengucapkan kata atau kalimat yang tersedia sebagai fungsi tembakan tepat sasaran ke lawan,” ujar Ilham.
Terdapat tujuh level dalam game ini, di mana masing-masing level memiliki tingkat kesulitan yang berbeda dalam melafalkan kata atau kalimat dalam bahasa Inggris dengan cepat dan tepat.
“Harapannya, game tersebut bisa lebih bermanfaat kepada masyarakat umum guna melatih dan meningkatkan kecakapan berbahasa internasional, yaitu bahasa Inggris, khususnya anak-anak yang memiliki hobi bermain game,” tukas Ilham.
Berkat niat baiknya tersebut, Words War ini pernah dipamerkan di acara besar ITS seperti ITS Expo dan Menyentuh Kampus Teknologi (MKT).
Meski sudah pernah dipamerkan, ketiga mahasiswa tersebut masih belum puas dengan komposisi game tersebut. “Game akan diimprovisasi lagi dengan tampilan yang lebih baik dan penambahan fitur yang lebih banyak,” pungkas Ilham.(tok/rst)