Semakin lama kebutuhan manusia akan energi kian meningkat. Tetapi pada kenyataannya, kebutuhan yang semakin meningkat itu berbanding terbalik dengan ketersediaaan energi yang ada di Indonesia, bahkan di dunia.
Berangkat dari permasalahan itulah, sekelompok mahasiswa S-1 prodi Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga, yaitu Zulfa Zahiroh, Mutia Rifda Amalia Hoesain, dan Nur Aidatuzzahro membuat inovasi teknologi pembangkit listrik tenaga magnet.
Keunggulan temuan ini, energi yang dihasilkan renewable (tidak bisa habis), perawatan mudah, dan ramah lingkungan.
Teknologi yang ramah lingkungan ini dinamakan Eco Friendly Electrical Neodymium Source Generator disingkat EYELINER. Gagasan inovatif itu selanjutnya dituangkan dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC).
Di bawah arahan dosen pembimbing Dr. Ir. Soegianto Soelistiono, M.Si., proposal karya Zulfa Zahiroh dan tim tersebut lolos dalam seleksi Dikti, sehingga berhasil memperoleh pendanaan dari Kemenristekdikti dalam program PKM tahun 2018.
“Sebenarnya alat ini memiliki konsep memanfaatkan perubahan fluks magnet, dengan tujuan mengoptimalkan daya medan magnet ketika berada di kumparan, sehingga perubahan medan magnet yang kontinyu itu akan menghasilkan arus listrik,” kata Zulfa, mewakili timnya sebagai ketua peneliti.
Eco Friendly Electrical Neodymium Source Generator
Selain itu, alasan tim ini membuat alat ini dikarenakan Indonesia saat ini sedang menghadapi masalah serius, yaitu masalah ketahanan energi. Konsumsi energi yang meliputi minyak, gas, dan batu bara, di Indonesia mengalami peningkatan hingga 5,9 persen pada tahun 2016.
“Jadi dalam 20 tahun terakhir, tingkat konsumsi tersebut meningkat dua kali lipat, sedangkan peningkatan yang tercepat terjadi dalam lima tahun terakhir,” imbuh Zulfa Zahiroh.
Analisis teori perhitungan yang digunakan dalam penelitian ini juga banyak berkisar pada hitungan energi mekanik, momen magnetik, medan magnetik, dan persamaan Maxwell. Hal ini diperkirakan dapat menghasilkan output energi yang besar melalui sumber magnet yang jarang diperhatikan sebelumnya.
“Teknologi yang kami inovasi ini memiliki beberapa keuntungan, diantaranya merupakan energi yang renewable atau tidak bisa habis, lalu tidak memerlukan biaya operasional serta perawatan yang cukup banyak. Hal itu karena menggunakan sumber energi magnet yang berputar terus-menerus, sehingga dapat dioperasikan pada kondisi cuaca apapun dan dimanapun karena bentuknya yang portable dan ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi gas berbahaya,” tambah Zulfa.
Dengan teknologi tim PKM-KC dari FST Unair ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil (bensin dan solar), sehingga ketahanan energi nasional di masa mendatang tetap terjamin dan tentunya aman bagi lingkungan hidup. (iss/ipg)