Rabu, 22 Mei 2024

Ketersediaan Pangan Lumajang Dijamin Aman Jelang Ramadhan

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Menjelang ramadhan dan lebaran mendatang, stok pangan di Kabupaten Lumajang dijamin aman. Hal ini terungkap pada Rapat Koordinasi (Rakor) yang digelar 11 instansi yang tergabung dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Lumajang.

“Sinergi ini disampaikan masing-masing instansi yang tergabung dalam TPID, melalui laporan terkini kondisi dan ketersediaan sembako di pasaran. Dari sinergi yang dilakukan, diharapkan masing-masing instansi melakukan pendataan dan saling melaporkan tupoksinya masing-masing,” kata Dra Soekarmiati Kasi Pengolah Data Bagian Humas Pemkab Lumajang kepada Sentral FM, Kamis (19/6/2014).

Kata Soekarmiati, menjelang ramadhan dan lebaran, kebutuhan sembako di pasaran akan semakin meningkat. “Dengan kondisi ini, maka diharapkan seluruh SKPD yang tergabung dalam TPID saling berkoordinasi dan memberikan masukan kepada tim. Hal itu untuk mempermudah penanganan permasalahan di lapangan. Contohnya, stok sembako kurang dan upaya yang bisa ditempuh dan sebagainya,” paparnya.

Dari data yang disampaikan dalam Rakor ini, Bulog menyatakan stok beras di Kabupaten Lumajang aman sampai 9 bulan hingga 11 bulan mendatang. Jumlah stok beras yang saat ini tersimpam di Gudang Bulog mencapai 11.970 ton. Stok ini termasuk untuk kebutuhan raskin, pasar murah dan pelaksanaan operasi pasar. “Stok beras mencukupi,”ujar dia.

Disperindag diminta melakukan operasi pasar, pasar murah selama ramadhan untuk sembako, mulai komoditi beras, minyak goreng, tepung terigu dan lainnya. Pasar murah direncanakan dilaksanakan setelah pelaksanaan Pilpres di 21 Kecamatan.

“Dengan dilaksanakan seusai Pilpres, maka situasinya sudah kondusif dan tidak ada potensi untuk disoroti sebagai politisasi kepentingan kampanye. Tentu pasar murah ini akan menunggu keputusan Pemerintah setempat,” paparnya.

Selain itu, Disperindag bersama Dinkes juga diminta untuk melakukan pengawasan kelayakan mamin (makanan dan minuman—red) yang beredar di pasaran untuk dikonsumsi masyarakat. Pasalnya, selama ramadhan dan lebaran dimungkinkan beredar mamin tidak layak edar karena kadaluwarsa dan penyebab lainnya.

“Hal itu disebabkan adanya pedagang-pedagang yang curang. Ini yang harus diawasi melalui tim pemantauan yang terjun langsung ke pertokoan dan pasar. Dengan pemantauan rutin menjelang ramadhan dan lebaran, maka potensi kecurangan yang dilakukan pedagang bisa diantisipasi,” katanya.

Sementara itu, BPS melaporkan kepada TPID bahwa laju inflasi sampai Bulan Mei tercatat mencapai 0,08 persen. Angka inflasi ini dinilai masih kecil dan sinergi antarinstansi yang tergabung dalam TPID diharapkan bisa menekan laju inflasi agar tidak semakin meningkat dan terus diupayakan untuk diturunkan. Yakni melalui ketersediaan sembako di pasaran dan menjaga stabilitas harga.

Dinas Pertanian melaporkan bahwa stok padi 200 ton ke atas dan jagung 46 ribu ton. Sedangkan untuk komoditi kedelai dan kacang hijau minus dan masih mendatangkan dari daerah lain.

Hanya saja, dalam rakor TPID ini Dinas Peternakan tidak dihadirkan untuk menjelaskan stok ternak untuk mengetahui ketersediaan dan harga daging, seperti ayam dan sapi. Dalam pertemuan berikutnya, Dinas Peternakan akan dihadirkan.

Kesimpulan dari hasil dari Rakor ini, tim diminta tidak bosa melakukan koordinasi dan melaporkan jika terjadi data-datayang mencurigakan di lapangan. Untuk itu, tim diminta rutin melakukan pertemuan guna sharing data untuk dibahas bersama guna ditentukan upaya atau solusi yang bisa ditempuh. “Dalam rakor ini, Bagian Perekonomian diminta terus berkoordinasi dengan instansi yang memiliki tupoksi pengawasan pasar, yakni Disperindag,” pungkas dia. (her/dwi)

Teks Foto :
– Potret aktivitas perdagangan di Pasar Baru Lumajang.
Foto : Sentral FM.

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya
Surabaya
Rabu, 22 Mei 2024
28o
Kurs