Kamis, 25 April 2024

Melihat Proses Produksi Mie Kering Bola Mas di Pasuruan

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Tim Suara Surabaya melihat proses produksi pembuatan mie mulai dari bahan mentah di Pabrik Mie Bola Mas, Pasuruan (28/3/2022). Foto: Ika suarasurabaya.net

Tim Suara Surabaya Media mengunjungi pabrik mie kering Bola Mas di Jalan Raya Raci No.65 Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan pada Selasa (29/3/2022).

Rombongan Suara Surabaya Media terdiri dari Eddy Prastyo Manajer Produksi, Irma Widyastuti Manajer Marketing, Iping Supingah Supervisor New Media, dan perwakilan dari divisi produksi, sosial media, grafis, dan marketing.

Cipto Suwarno Kurniawan pemilik pabrik Mie Bola Mas (kiri) dan Eddy Prastyo Manager Produksi Suara Surabaya Media (kanan) di ruang pertemuan kantor Mie Bola Mas di Pasuruan, Selasa (29/3/2022). Foto: Tim redaksi suarasurabaya.net

Cipto Suwarno Kurniawan pemilik Pabrik Mie Bola Mas menyambut tim Suara Surabaya Media dengan membagikan pengalaman proses produksi mie kering dari bahan mentah hingga menjadi mie siap kemas yang menggunakan mesin modern yang memenuhi hampir seluruh pabrik bersama suaranya yang tak pernah berhenti.

Tak hanya membagikan proses pembuatan mie dengan mesin yang canggih, cerita inspiratif dimulainya sejarah pabrik mie kering terbesar di Pasuruan itu juga dibagikan ke seluruh tim Suara Surabaya Media.

“Awalnya yang membuat mie Ayah saya, dan berkali-kali mengalami kegagalan, hingga suatu saat biaya produksi habis namun barang tak kunjung laku terjual. Akhirnya mie dibagikan kepada penjual mie dan penjual bakso di pasar malam Pasuruan,” kata Kurniawan di ruang utama Kantor Mie Bola Mas, Selasa (29/3/2022).

Lanjut Wawan, “sudah jatuh tertimpa tangga kata ayah saya waktu itu, karena setelah membagikan mie secara gratis untuk tujuan promosi hujan malah mengguyur pasar malam dan otomatis semua pedagang pulang, namun justru awal cerita baru dimulai dari situ.”

Kata Wawan, setelah para pedagang itu pulang dan membiarkan mie milik ayahnya tetap hangat di dalam wadah, keesokan paginya pedagang itu justru melihat mie hasil buatan ayahnya malah mekar secara bagus dan kenyal secara tekstur.

Sejak saat itu tingkat kepercayaan konsumen dan daya tarik masyarakat terhadap mie kering mulai meningkat dan bisnis mie bisa kembali dijalankan.

“Keinginan yang baik membuahkan hasil yang baik,” kata Kurniawan mengambil pelajaran dari ayahnya.

Cipto Suwarno Kurniawan pemilik Pabrik Mie Bola Mas saat menjelaskan proses produksi pembuatan mie, Selasa (29/3/2022).
Foto: Dukut suarasurabaya.net

Sejak tahun 1976 hingga sekarang, Wawan menyebut jika bahan-bahan yang digunakannya tidak pernah mengalami perubahan maupun penambahan.

Katanya penambahan bahan maupun pengurangan bahan akan mengurangi kualitas mie Bola Mas yang sudah dipercaya sejak dulu, meski harus mengalami empat kali peningkatan harga sekalipun karena mengikuti harga bahan dasar di pasar.

“Esensi dan keberanian saya untuk campaign mie Bola Mas yang paling enak sedunia ya berdasarkan itu, kejujuran dalam membuat produk yang bahannya tidak pernah saya gantikan,” ujar Wawan.

Wawan lantas menjelaskan alasan dipilihnya slogan Mie Bola Mas “Sumpah.. Paling Enak Sedunia”.

Tim Suara Surabaya saat berkunjung ke pabrik yang memproduksi Mie Bola Mas di Pasuruan, Selasa (29/3/2022). Foto: Dukut suarasurabaya.net

“Produk kita ini termasuk baru di mata pasar, jadi kita butuh sesuatu yang bisa menimbulkan keributan akhirnya saya campaign paling enak sedunia, namun harus tetap jujur dalam pembuatannya. Mulai dari bahan hingga komposisi dan itu yang membuat saya berani.”

Untuk produk siap kirimnya saja, Wawan menyebut harus ditimbang sebanyak tiga kali yaitu saat keluar gudang hingga sebelum dimasukkan ke dalam truk untuk siap dikirim.

Hal itu dilakukan oleh Wawan karena dirinya tidak mau mencurangi orang dan tidak mau mengalami kerugian jika komposisinya berlebihan dalam paket pengiriman.

Dalam produksi mie kering dalam satu hari, Pabrik Mie Bola Mas mampu menghabiskan hingga 17 ton tepung terigu.

Tahapan pembuatan mie di antaranya pengadukan tepung, pengadukan tepung dan air, penggilasan, membentuk tekstur mie menjadi keriting, pengukusan, pengeringan, pendinginan, dan pengemasan.

Meski terbilang baru di mata pasar, namun Mie Bola Mas saat ini sudah mampu mencapai penjualan secara nasional.

“Untuk penjualannya sudah sampai secara nasional, namun memang masih bersaing ketat dengan produk lain. Distribusi produk kami belum masuk ke Pulau Sulawesi,” tutur Wawan.

Cipto Suwarno Kurniawan pemilik Pabrik Mie Bola Mas (kiri) dan Eddy Prastyo Manager Produksi Suara Surabaya (kanan) saat pemberian souvenir, Selasa (29/3/2022). Foto: Dukut suarasurabaya.net

Wawan yang mulai melanjutkan estafet pimpinan perusahaan dari ayahnya pada tahun 2006 itu mengaku tahun ini adalah tahun tersulitnya dalam memimpin pabriknya.

Kesulitan itu lantaran naiknya harga gandum yang berimbas pada harga tepung terigu bahan baku mie.

“Meskipun pernah diterjang propaganda mie mengandung lilin, namun tahun ini menjadi yang paling berat bagi kami. Namun dengan semangat rekan-rekan yang sudah puluhan tahun bekerja sama dengan kami, saya akan tetap mempertahankan kualitas produk Mie Bola Mas ini,” pungkasnya.(wld/iss/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 25 April 2024
26o
Kurs