Profesor Rhenald Kasali membuat konten khusus tentang Radio Suara Surabaya. Konten video berdurasi 15 menit 3 detik itu diunggah di kanal YouTube pribadinya, Kamis (15/6/2023) malam.
Akademisi sekaligus praktisi bisnis itu mengatakan Radio Suara Surabaya selalu didengarkan setiap kali ada kesempatan berkunjung ke Kota Pahlawan.
“Setiap saya pergi ke Kota Surabaya, semua driver dan semua kawan saya selalu menyetel radio. Dan radio itu adalah Suara Surabaya. Hampir semuanya memutar radio itu,” ucap Rhenald Kasali dalam video bertajuk “Berkat Disrupsi, Radio Ini Bekerja Bak Detektif, Kembalikan Mobil yang Hilang”.
Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu menjelaskan begitu pentingnya Radio Suara Surabaya bagi warga Kota Pahlawan dan sekitarnya.
Rhenald Kasali memuji cara Radio Suara Surabaya menggerakkan masyarakat. Termasuk untuk bersama-sama menemukan kendaraan yang hilang.
Dia lalu menceritakan secara singkat empat kasus kehilangan kendaraan yang berhasil ditemukan dalam hitungan jam. Sepeti kasus dugaan penggelapan mobil milik Arief Subkhan yang berhasil ditemukan tanggal 7 Juni lalu.
“Pemiliknya bukan lapor polisi, tapi lapor Radio SS. Kemudian netizen bekerja sama seperti detektif. Mereka bersama-sama akhirnya berhasil menangkap kurang dari 24 jam (setelah diudarakan),” katanya.
Ada juga kasus mobil Steverd Sondak yang hilang selama lima tahun. Mobil tersebut ditemukan di Gresik tanggal 8 Februari 2023. Yang menarik dari kasus itu, si pemilik mobil bukan warga Surabaya, tapi berasal dari Jakarta.
“Kenapa dia bisa tahu Radio SS? Inilah yang sangat menarik. Karena sekarang sudah zamannya digital. Semua orang bisa mengakses radio di mana saja dan bisa mendengarkannya,” jelasnya.
Kasus lain adalah sebuah mobil Mitsubishi Xpander yang sempat dibawa kabur tanggal 27 November 2019. Mobil itu ditemukan di Surabaya, kurang dari 12 jam setelah diudarakan di Radio Suara Surabaya.
Kemudian, kasus truk pendingin yang dilaporkan hilang di Cikarang, Bekasi. Truk itu ditemukan pendengar Radio SS di Osowilangun, Surabaya, tanggal 4 Mei 2023.
“Cerita-cerita tersebut menjadi bukti radio itu ternyata tidak mudah tergusur oleh disrupsi,” sebutnya.
Ketika video kali pertama muncul pada 1981, banyak orang yang memprediksi radio akan punah. Ternyata, prediksi itu tidak terbukti.
Menurut Rhenald Kasali, hal itu bisa terjadi karena radio memiliki keunikan sendiri.
“Radio itu selalu memberikan imajinasi. Seperti ada gerakan di dalam pikiran orang yang mendengarkannya. Intim sekali. Tidak mengerankan jika radio sering kali disebut sebagai media yang menciptakan intimacy,” ucapnya.
Keintiman itu yang terjadi di Radio Suara Surabaya. Radio yang baru saja merayakan ulang tahun ke-40 itu telah menjadi milik masyarakat Kota Pahlawan dan sekitarnya.
Rhenald Kasali melanjutkan, radio seperti Suara Surabaya bisa saja dibangun di kota-kota lain. Tapi, dia mengingatkan faktor karakter masyarakat juga sangat berpengaruh, dan tidak ada jalan pintas mendapatkan keberhasilan.
“Kalau mau ditiru ya harus lihat masyarakatnya. Masyarakat itu harus dibangun. Radio SS sudah cukup panjang membangun masyarakatnya. Budayanya dibangun, interaksinya dibangun, rasa percayanya dibangun.” ulasnya.
“Mereka sama-sama mendapatkan masalah yang sama. Kalau masalahnya tidak sama, tidak bisa diatasi. Sebab, sekarang ini adalah era komunitas, dan komunitas dibentuk oleh masalah yang sama,” pungkas Rhenald.(saf/rid)
Podcast Prof. Rhenald Kasasi tentang Suara Surabaya, klik di sini.