
Tiba-tiba terdengar suara burung Merpati memekakkan telinga di landas pacu Bandara Internasional Juanda. Dan burung-burung Kuntul yang bergerombol di padang rumput dekat landas pacu itu pun beterbangan membentuk formasi teratur menuju arah Selatan.
Gerombolan burung yang populasinya cukup banyak di Bandara Internasional Juanda itu tampaknya terkecoh dengan kehadiran Bird Strike. Unit ini memang terbilang baru kehadirannya di lingkungan PT Angkasa Pura I Cabang Bandara Juanda.
Bentuknya hanya sebuah mobil minivan dilengkapi 4 buah pengeras suara di atasnya. Keistimewaan mobil ini adalah bisa mengeluarkan suara lebih dari 60 jenis burung dan mamalia untuk mengusir hewan yang kerap mengganggu lalu lintas pesawat di landas pacu Bandara Juanda.
Di dashboard mobil ini terpasang sistem pengatur suara yang dinamakan scarecrow bio-acoustic systems. Alat ini memiliki 9 perbendaharaan suara burung, mulai burung Merpati sampai burung Gagak.
FRANS RUDIANTO Manager Operasional PT Angkasa Pura I pada suarasurabaya.net menjelaskan, suara burung yang ditampilkan pada kendaraan Bird Strike adalah jenis predator burung-burung pengganggu di bandara.
Karena perbendaharaan suara di alat yang terpasang di mobil tersebut terbatas hanya 9 jenis, Pemadam Kebakaran Bandara Juanda yang mengoperasikan alat ini diberi satu set notebook dengan perbendaharaan lebih dari 50 suara burung dan mamalia.
“Kita tinggal plug kabel data sistem ini ke notebook dan perbendaharaan suara kita jadi lebih banyak. Ada suara harimau juga untuk mengusir anjing liar yang juga sering berkeliaran di landas pacu kita,” kata FRANS.
Meskipun perbendaharaan suara burung terbilang cukup banyak dalam sistem ini, ternyata burung-burung pengganggu di landan pacu Bandara Juanda hanya takut pada sejumlah suara saja. Diantaranya adalah suara burung Merpati. “Saya juga tidak tahu kenapa mereka paling takut pada suara burung Merpati,” kata FRANS.
Alat sejenis, kata FRANS juga terdapat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta. Bandara Juanda, tambah dia, sebenarnya membutuhkan lebih banyak lagi Bird Strike. “Idealnya diletakkan secara permanen masing-masing 2 di ujung-ujung landas pacu karena di sanalah burung-burung itu lebih banyak berkumpul,” tukas dia.
Kehadian burung maupun anjing di Bandara Juanda, kata FRANS, memang sangat mengganggu. “Burung-burung itu kalau terbang menghampiri pesawat bisa tersedot masuk dalam air intake mesin jet. Kalau sudah begini, mesin jet bisa mati dan sangat berbahaya untuk penerbangan,” kata FRANS.
Kejadian seperti itu, jelas FRANS, pernah terjadi tahun lalu saat bandara masih menempati lokasi lama di sebelah Selatan landas pacu. Untung saja, tambah FRANS, saat itu sang pilot bisa kembali mendarat di Bandara Juanda meskipun satu mesinnya mati.
Upaya untuk mengendalikan populasi burung-burung Kuntul sebenarnya juga pernah dilakukan bersama Lanudal Koarmatim TNI AL namun upaya tersebut sia-sia. Begitu diusir, burung-burung ini kembali membuat sarangnya di tambak sekitar wilayah Lanudal.
Untuk mengusir burung-burung itu, kini setiap hari personel Pemadam Kebakaran Bandara Juanda punya jadwal tetap yakni mulai pukul 07.00 dan pukul 17.00. Mobil Bird Strike ini berkeliling landas pacu dengan menyalakan speakernya.
Suara burung yang keluar dari alat ini sangat memekakkan telinga. “Ini baru tiga strip volume, mas. Belum kita pasang amplifiernya. Kalau sudah dipasang, jarak setengah kilometer saja suaranya keras sekali terdengar,” kata FRANS.
Teks Foto :
1. Mobil Bird Strike tengah beraksi mengusir burung-burung pengganggu di landas pacu Bandara Juanda.
2. Burung-burung Kuntul pengganggu di padang rumput dekat apron Bandara Juanda.
Foto : EDDY suarasurabaya.net