
Selama dua hari mulai Kamis (02/08) masyarakat Hindu Jawa Timur yang tergabung dalam Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Jawa Timur menggelar upacara Ngaben. Kali ini, upacara Ngaben yang digelar diikuti sekurangnya oleh 31 keluarga.
“Bisa disebut begitu. Massal. Karena pada umumnya Ngaben hanya dilakukan oleh satu keluarga saja. Tapi yang kita gelar kali ini melibatkan sekurangnya 31 jenazah, yang artinya itu melibatkan 31 keluarga,” terang Kolonel Laut (pur) I WAYAN SUWARNA Ketua PHDI Jawa Timur pada suarasurabaya.net, Kamis (02/08).
Digelar dilapangan Krematorium Paguyuban Jala Pralaya Jawa Timur dikawasan Dusun Gebang Klopo, Desa Gisik Cemandi, kecamatan Sedati itu rencananya digelar selama 2 hari yaitu pada Kamis (02/08) dan Jumat (03/08) besok.
Puluhan keluarga serta umat Hindu yang datang dari hampir seluruh kawasan Jawa Timur serta Jawa Tengah tersebut, mulai berdatangan sejak sekitar pukul 07.00 wib. Dengan persiapan yang sudah sekitar sebulan sebelumnya dilakukan, upacara dilakukan dibawah pelaksana langsung IDA PADANDA GDE ANOM JALAKARANA MANUABA dari Pasaman Bilawali Kenjeran Surabaya.
Ke 31 keluarga yang mengikuti Ngaben ini, disampaikan oleh I WAYAN SUWARNA berasal dari Surabaya, Gresik, Mojokerto, dan sejumlah kota lain di Jawa Timur. Beberapa diantaranya memang sudah meninggal antara 2 sampai 3 tahun lalu.
“Upacara Ngaben atau pitra nyadnya itu dimaknai pelaksanaan pensucian sang atma. Juga membayar sebagian hutang kepada orang tua atau leluhur sesuai ajaran Tri Rna. Makanya, pesertanya cukup banyak dan dari beberapa kota,” tambah I WAYAN SUWARNA. Nantinya, upacara Ngaben atau Pitra Nyadnya ini dipungkasi dengan kremasi atau lelarung ke laut.(tok)
Teks foto:
-Kesempatan terkahir memberikan hormat kepada leluhur.
Foto: TOTOK suarasurabaya.net