SPN Jatim Pecah, Hanya Sebagian yang Aksi Turun Jalan

Serikat Pekerja Nasional (SPN) Jatim pecah, sehingga tidak semua anggotanya dalam memperingati Mayday atau Hari Buruh Internasional hari ini turun ke jalan.

EKO PURWANTORO satu diantara aktifis SPN pada suarasurabaya.net, Selasa (01/05) menjelaskan, sebenarnya ada instruksi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) SPN berkaitan dengan Mayday.

Dalam aksi SPN harus menyikapi penegakan supremasi hukum terkait perburuhan atau ketenagakerjaan meliputi, penggelapan iuran Jamsostek, penolakan PKWT dan outsourcing, pelanggaran upah layak, pelanggaran K3, pelanggaran kebebasan berserikat, dan mafia gaya baru di Pengadilan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI).

“Instruksi ini berlaku untuk semua SPN di seluruh Indoneasia yang dilaksanakan di semua ibu kota propinsi serentak. Khusus untuk Jatim masih ada masalah internal sehingga tidak semuanya tidak ikut aksi,” ujarnya.

Kata EKO, aksi Mayday hari ini SPN Jatim demo ke Kantor Gubernur Jatim jalan Pahlawan Surabaya. “Izin pemberitahuan ke Kepolisian 500 orang, tapi paling yang datang sekitar 100-an,” jelasnya.

Sedikitnya unit kerja dan DPC yang ikut aksi ini menurut EKO, karena suara SPN pecah. Ini terkait adanya ketidakpercayaan terhadap hasil konferda DPD SPN tanggal 25-26 April lalu, dan kekhawatiran terhadap kepentingan politis menjelang pemilihan Gubernur Jatim 2008 karena pengerahan massa menjadi komoditi beberapa oknum.

Dikatakan EKO, anggota SPN yang tidak turun ke jalan, melakukan aktifitas kerja seperti biasa. Sebagian ada yang merayakan Mayday dengan doa bersama di kantornya, sebagian lagi memang ada jadwal libur bersama.

Sementara itu Kompol MANSYUR SOLIKHIN Kabag Binamitra Polresta Surabaya Utara waktu dikonfirmasi suarasurabaya.net, Selasa mengatakan, untuk mengamankan aksi buruh di Kantor Gubernur Jatim sudah disiagakan 750 personel polisi. Sedangan di DPRD Jatim hanya 120 personel, karena anggota Dewan sedang masa reses, sehingga dimungkinkan buruh tidak akan demo di gedung dewan tersebut.