
Untuk orang Indonesia, mengeja kata strukturisasi mungkin tak susah, namun bagi para pengajar native speaker English First, kata itu tak mudah dieja. Hingga beberapa kali dilemparkan, tak ada satupun yang berhasil mengejanya dengan benar.
MARVIC pengajar native speaker dari Philipina yang beberapa kali berhasil mengeja kata-kata sulit dalam Spelling Bee-sa Bahasa Indonesia Competition khusus untuk guru-guru native speaker English First, akhirnya menyerah.
Begitu juga DENNIS yang berkebangsaan Amerika Serikat. Pemenang Spelling Bee-sa Bahasa Indonesia Competition tahun ini pun angkat tangan. Tapi ia sudah cukup puas memenangkan kompetisi ini.
Lain dengan DENNIS yang puas bisa menjuarai kompetisi tahunan yang diselenggarakan English First ini, YOLANDA peserta lain berkebangsaan Amerika Serikat harus kecewa. Ia mendapat skor minus.
“Pertanyaannya sih gampang. Masalahnya di buzzer (tombol-Red) saya. Kelihatannya ada masalah dengan itu jadi saya tak bisa menjawab lebih cepat,” ujarnya.
Sesi Spelling Bee-sa Bahasa Indonesia Competition ini memang sengaja digelar untuk menguji kebisaan para guru native speaker mengeja dalam bahasa Indonesia.
PATRICIA SETIADJIE Area Manager English First Jawa Bali saat ditemui suarasurabaya.net di sela Spelling Bee Competition yang digelar di BG Junction, Minggu (30/09) mengatakan tahun kelima ini ada 505 peserta kompetisi.
Mereka terbagi atas tiga kategori berdasarkan usia dan tiap kategori akan diambil pemenang pertama sampai ketiga untuk dikirim pada kompetisi nasional sejenis yang bakal diadakan di Jakarta pada 21 Oktober mendatang.
Menyoal kualitas peserta kompetisi, PATRICIA mengatakan peserta Spelling Bee Competition dari tahun ke tahun selalu meningkat kualitasnya karena tingkat kesulitan soal tiap tahunnya juga meningkat.(edy)
Teks Foto :
– Para pengajar native speaker EF berkompetisi mengeja dalam bahasa Indonesia.
Foto : EDDY suarasurabaya.net