Minggu, 5 Mei 2024

Patung Suro dan Boyo Berdiri di Busan Korea Selatan

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan

Patung Suro dan Boyo sebagai lambang Kota Surabaya kini bisa dijumpai di Kota Busan, Korea Selatan. Di Busan, Patung itu diresmikan secara langsung oleh Tri Rismaharini, Walikota Surabaya dan Hur Ham Sik, Walikota Busan, Selasa (1/7/2014).

Rilis resmi yang diterima suarasurabaya.net, peresmian patung ini sekaligus menandai 20 tahun kerjasama sistercity diantara kedua kota.

Di Busan, monumen lambang suro dan boyo ini diletakkan di taman kota yang terletak di kawasan BIC (Busan Indonesian Center). Kebetulan pula, posisi taman tersebut dekat dengan Jl. Surabaya. Nuansa persahabatan kedua kota memang kental terasa hingga Kota Surabaya diabadikan sebagai nama salah satu jalan di Busan.

Dalam sambutannya, Tri Rismaharini mengatakan peresmian patung lambang Kota Surabaya ini semakin melengkapi hubungan kemitraan yang selama ini terjalin.

Menurut dia, 20 tahun bukanlah waktu yang singkat. Selama rentang waktu tersebut, ada banyak keuntungan yang diperoleh Surabaya dan Busan yang sama-sama merupakan kota terbesar kedua di masing-masing negara. “Semoga ke depan hubungan kerjasama bisa semakin erat dan sinergi sehingga membawa dampak positif bagi masyarakat,” kata Risma.

Sementara itu, Wiwiek Widayati, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (disbudpar) Surabaya mengatakan, monumen suro dan boyo yang kini dipajang di Busan merupakan karya seniman lokal Kota Pahlawan bernama Agung Tato.

Patung tersebut berbahan perunggu dengan dimensi tinggi 2,6 meter serta diameter lingkaran patung 0,75 meter. Rangkaian vertikal patung itu diletakkan di atas tatakan bundar berdiameter 3 meter. “Seluruh proses pengerjaan patung itu dilakukan di Surabaya. Setelah jadi baru dikirim ke Busan,” ujarnya.

Sementara Ifron Hady Susanto, Kabag Kerjasama Kota Surabaya menerangkan bahwa sejak hubungan kerjasama terjalin pada tahun 1994, telah banyak manfaat yang dirasakan. Selama ini, kerjasama terealisasi di berbagai bidang di antaranya budaya, pendidikan, ekonomi hingga fesyen.

“Baik Surabaya dan Busan sama-sama aktif mengirim delegasi seniman secara rutin. Busan tiap tahun selalu mengikuti Cross Culture Festival (CCF) yang diselenggarakan Pemkot Surabaya. Begitu pula Surabaya yang mengirim seniman untuk mengikuti event serupa di Korsel bertajuk Global Gathering,” tuturnya.

Di samping itu, untuk sektor pendidikan, Pemkot Surabaya juga rajin mengirimkan tenaga guru guna belajar di Busan. Tahun lalu, pemkot menugaskan 40 guru dan kepala sekolah untuk studi banding di sekolah-sekolah. Tahun ini rencananya 70 tenaga pengajar diberangkatkan dengan misi yang sama. Harapannya, akan ada transfer ilmu sehingga berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan di Surabaya.

Selain sektor formal, kerjasama juga mulai merambah bidang kreatif. Beberapa waktu lalu, rombongan delegasi asal Busan juga berkunjung ke Surabaya. Mereka tertarik mengkolaborasikan desain batik khas Surabaya dengan mode terkini di Korea. Artinya, sentuhan unsur Surabaya juga akan menyentuh gaya hidup Korea yang memang kini tengah naik daun di kalangan muda-mudi.

Menurut Ifron, setelah ini, pemkot membidik peningkatan kerjasama sektor ekonomi dan investasi. Hal itu jika merujuk pada data sedikitnya ada 1.200 pebisnis asal Negeri Ginseng itu yang sekarang berada di Jawa Timur.

“Kesempatan ekonomi dan investasi ini harus dimanfaatkan oleh warga Surabaya. Paling tidak harus ada nilai plus yang dipetik, apalagi mengingat bisnis IT Korea kini tengah mendominasi. Harapannya tentu warga Surabaya bisa belajar banyak dan mengaplikasikannya ke dalam bisnis kewirausahaan masing-masing sehingga mampu bersaing,” kata dia. (fik/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Minggu, 5 Mei 2024
24o
Kurs