Dinas Perhubungan Jawa Timur imbau seluruh pemilik ekspedisi angkutan dan pemilik barang tidak melanggar batas ketentuan maksimal yang dibolehkan. Imbauan ini menyusul masih banyaknya pelanggaran yang dilakukan pemilik angkutan barang.
”Dari data yang ada 52 persen kendaraan yang melalui jembatan timbang itu overload,” kata Wahid Wahyudi, Kepala Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan Jawa Timur, Kamis (17/4/2014).
Sayang wahid tak bersedia merinci jumlah pasti kendaraan yang melanggar. Yang pasti, kata dia, jalan raya hanya didesain mampu menampung beban ganda maksimal 8 ton untuk jalan biasa dan 10 ton untuk jalan khusus di sekitar bandara dan pelabuhan.
Banyaknya kendaraan yang overload inilah yang menjadikan jalanan di Jawa Timur sering mengalami kerusakan. Akibatnya, penambalan jalan menjadi proyek abadi yang setiap hari selalu terjadi.
Padahal, selain merusak jalan, overload juga mengakibatkan kinerja mesin kendaraan tak sehat dan menghasilkan emisi gas buang meningkat serta membahayakan kesehatan.
Wahid juga mengatakan, banyaknya kendaraan angkutan barang yang berumur tua juga memperparah kondisi di jalanan Jawa Timur. Menurut dia, selama ini memang tak ada aturan yang membatasi usia kendaraan sehingga yang bisa dilakukan hanyalah memastikan kelaikan kendaraan dengan uji kendaraan secara berkala setiap enam bulan sekali.
Selain itu, masalah yang menjadikan kondisi lalu lintas semrawut adalah adanya peningkatan jumlah kendaraan yang tak sebanding dengan jumlah jalan.
Di Jawa Timur, kata dia, pertumbuhan kendaraan roda empat mencapai 6-7 persen pertahun. Sedangkan pertumbuhan kendaraan roda dua mencapai 11 persen pertahun. Sementara pertumbuhan jalan tak sampai 1 persen pertahun. (fik/ipg)
Teks Foto:
– Jalan rusak di wilayah Sidoarjo.
Foto: Dok. suarasurabaya.net
NOW ON AIR SSFM 100
