Pemerintah Jawa Timur pastikan perbaikan bagi rumah warga korban letusan gunung kelud akan dibagi dua. Rumah yang hanya rusak bagian atapnya, akan diperbaiki sebelum habisnya masa tanggap darurat. Sedangkan rumah yang rusak berat, semisal ambruk maka akan diperbaiki setelah masa tanggap darurat.
“Saat ini kita evaluasi, nanti tidak semua diperbaiki pada masa tanggap darurat ini,” kata Sukardi, Sekretaris Daerah Jawa Timur di sela-sela evaluasi tim tanggap darurat pemerintah Jawa Timur di gedung Grahadi Surabaya, Kamis (27/2/2014).
Menurut Sukardi, untuk tahap awal ini, pemerintah Jawa Timur sudah mencairkan anggaran sebesar Rp10 miliar untuk perbaikan rumah warga.
Dari data tim verifikasi yang dilakukan Universitas Brawijaya, kata dia, mayoritas rumah warga masuk kategori rusak ringan yaitu hanya rusak di bagian atap sedangkan tembok bangunan tidak ambruk.
“Rusak ringan ini kita bagi tiga, yaitu ringan sedang, ringan dan ringan berat,” kata Sukardi. Untuk tiga ketegori ringan ini, seluruhnya diperbaiki di masa tanggap darurat. Artinya sudah akan selesai sebelum tanggal 14 Maret 2014 mendatang.
Sedangkan untuk rumah yang rusak berat, akan dikerjakan setelah masa tanggap darurat sehingga pemerintah Jawa Timur akan menyediakan rumah sementara bagi para warga yang rumahnya mengalami rusak berat.
Masa perbaikan setelah tanggap darurat juga berlaku untuk perbaikan saluran irigasi, pertanian, perkebunan, serta perbaikan jembatan. Proses relokasi sebagian rumah warga juga akan dilakukan setelah masa tanggap darurat berakhir.
Sukardi mengatakan, dari data yang ada, perbaikan rumah warga korban kelud rata-rata memerlukan biaya sekitar Rp2-3 juta perumah. (fik/tok)
NOW ON AIR SSFM 100
