Senin, 23 Juni 2025

Beberapa Komunitas Merayakan Hari Tanpa Rokok Sedunia

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan

Beberapa komunitas di Surabaya merespon peringatan Hari Tanpa Rokok (HTR) sedunia Minggu (31/5/2015).

Salah satunya adalah komunitas Wanita Indonesia Tanpa Tembakau (WITT) yang berkampanye dengan menggalang tanda tangan masyarakat yang memanfaatkan car free day (CFD) di Jalan Raya Darmo.

Arie Soeripan Ketua WITT Jawa Timur mengatakan, mereka berkampanye terutama untuk mengajak ibu-ibu di Jawa Timur mengajak anak-anaknya agar terbebas dari bahaya rokok.

“Apalagi sekarang ini semakin banyak remaja-remaja yang masih di bawah umur yang merokok karena tuntutan lifestyle,” ujarnya kepada suarasurabaya.net Minggu pagi.

Menurutnya, kecenderungan perempuan merokok terus meningkat karena adanya pengaruh buruk para perempuan perokok yang mengupload foto di sosial media.

“Sekarang ini kan semakin banyak arisan-arisan yang memang tidak tahu apa tujuannya, mereka mengupload ke instagram atau ke facebook dan twitter. Ini hanya salah satunya saja,” katanya.

Padahal, menurut Arie, perempuan sebagai ibu adalah orang yang pertama berempati terhadap anak-anaknya. “Karena itu anggota kami seluruhnya perempuan, supaya mereka mengajak anak-anak mereka dengan mengisi kegiatan yang positif,” ujarnya.

Rokok, kata Arie, adalah gerbang menuju narkoba. “Jadi jangan sampai generasi muda kita dirusak oleh bahaya rokok,” katanya.

WITT adalah komunitas yang baru berdiri pada 16 April 2015 lalu dan saat ini telah memunyai 30 orang pengurus. Mereka menargetkan, sudah ada perwakilan WITT di masing-masing 38 Kabupaten dan Kota di Jawa Timur pada 2016.

Sementara, komunitas lain yang mengajak masyarakat menghindari bahaya rokok adalah Komunitas Berantas Asap Rokok (Kobar).

Kinanty Putri Sarweni Wakil Ketua Kobar berujar, komunitas yang bermula dari mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair ini justru berdiri sejak hari ini.

“Sebenarnya sudah lama kami menggagasnya, tapi berdiri hari ini supaya momennya pas,” ujarnya ketika ditemui di sela-sela penggalangan tanda tangan.

Komunitas ini mereaksi penghapusan Kawasan Terbatas Merokok (KTM) dan mendukung sepenuhnya Kawasan Tanpa Rokok (KTR) 100 persen.

“Ini memang berawal dari saya dan sembilan teman lainnya yang menyurvei lebih dari 1.000 responden surabaya tentang kawasan tanpa rokok. Dan sebagian besar responden setuju KTR 100 persen,” katanya.

Kinanty mengatakan, salah satu pencetus penghapusan KTM adalah salah seorang dosen mereka di FKM. “Kami hanya menyuport saja, dan mengajak masyarakat Surabaya untuk turut mendukung pengurangan rokok di Surabaya,” katanya.

Berbeda dengan dua komunitas di atas, Surabaya Vapers Community (SVC) malah berkampanye tentang vaper atau rokok elektrik yang
tidak berbahaya seperti disebutkan oleh pemerintah.

Pelarangan rokok elektrik beberapa waktu lalu tidak membuat para anggota SVC ini kendur untuk berkampanye.

Stephen salah satu anggota SVC sekaligus pendiri komunitas ini mengatakan, kenyataannya vaper atau rokok elekterik memang sama sekali tidak berbahaya.

“Saya user, sudah satu tahun ini vaping. Sebelumnya saya perokok, sekarang saya sudah tinggalkan rokok,” ujarnya.

Stephen mengatakan, cairan rokok elektrik justru tidak menyertakan zat berbahaya dalam rokok. “Vaper ini tidak berbahaya karena menghilangkan zat berbahaya rokok, yaitu Tar,” ujarnya.

Kegiatan komunitas ini, antara lain Cloud Chasing yaitu lomba modivikasi device vaper masing-masing peserta agar menguarkan banyak asap. Alat milik siapa yang menguarkan asap terbanyak, dialah yang menang.

Sedangkan kegiatan lainnya yang dilombakan adalah vapetrick. “Ini lomba memainkan asap menjadi bermacam-macam bentuk dengan vaper,” ujarnya. (den/dop)

Berita Terkait


Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Senin, 23 Juni 2025
30o
Kurs