Kampung Cempluk Festival (KCF#6) mempresentasikan kampung sebagai ruang berkesenian dan berkebudayaan sekaligus tempat berinteraksi bagi warga.
Ruang-ruang kesenian yang dulu tidak bisa dinikmati warga kampung, dihadirkan ke hadapan mereka. Artinya ada banyak komunitas seni dan budaya yang dilibatkan termasuk peran aktif warga Kalisongo sebagai tuan rumah.
Tak hanya memunculkan ruang kajian dan kebudayaan baru, di penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya KCF#6 mampu memberi sumbangan besar pada ekonomi warga sekitar.
Harmoni Kampung Untuk Indonesia adalah kebersamaan, gotong royong, harmoni warga kampung, sebuah komunitas kecil dalam menjaga budayanya menjadi elemen penting dalam sebuah keseimbangan komunitas besar yang menjadi induknya yakni Indonesia. Menjadi Indonesia Itu Sederhana.
Tematik yang berkesinambungan dari setiap penyelenggaraan KCF diharapkan menjadi pembangun mindset, kesadaran untuk memfasilitasi ruang berkesenian dan budaya yang selama ini hanya dijadikan pilihan sekunder saja.
Tanpa harus mengada-ada atau direkayasa dengan berbagai hal yang membuatnya identik dengan nuansa berkebudayaan sebagai kejeniusan lokal yang melekat pada suasana kampung.
Selama sepekan penuh, KCF#6 akan diisi oleh berbagai kegiatan diantaranya Parade Budaya Kampung Cempluk, Cempluk Bergerak (Kesenian Tari), Cempluk Berbunyi (Musik dan Eksplorasi Bunyi/Kontemporer), Cempluk Bersastra (Teater, Puisi), Cempluk Bernyanyi (Band dan Akustik), Seni Instalasi, Pameran, Permainan Tradisional, kampung Kuliner, sarasehan budaya dan Pemutaran Film.
Berbeda dengan gelaran KCF sebelumnya yang hanya di lingkup Dusun Sumberjo, KCF#6 2015 akan melibatkan delegasi dari seluruh warga Desa Kalisongo. Secara umum, lokasi festival berada di sepanjang jalan Sumberjo-Kalisongo.
“Kita tetap akan menggunakan 3 stage yang akan dibagi rata (Panggung Bapang, Panji Asmoro dan Panggung Kelana). Tiap RT akan dilibatkan,” kata Hanafi Ridwan, ketua Panitia KCF#6.
Di tiga hari awal kegiatan, KCF#6 dijadwalkan diisi talenta dari luar, baik dari komunitas maupun seniman tamu. Pada hari ke-7, akan menjadi ajang kolaborasi seluruh peserta.
Di area pementasan, lampu penerangan akan diganti dengan lampu tradisional. Termasuk aneka dagangan yang dijual harus bernuansa tradisi.
“KCF#6 akan menghadirkan hiburan baru yakni wahana aneka permainan tradisional jaman dulu lengkap dengan panduan. Pengunjung bebas memainkannya,” pungkas Hanafi pada suarasurabaya.net, Rabu (9/9/2015).
Kampung Cempluk Festival (KCF) akan kembali digelar pada 27 September sampai dengan 3 Oktober 2015 mendatang, di Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.(tok/dwi)
NOW ON AIR SSFM 100
