Selasa, 16 April 2024
Dampak Pelemahan Rupiah

Dua Ribu Buruh di Jatim Mulai di PHK

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Ilustrasi. Foto : Dok suarasurabaya.net

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan (Disnakertransduk) Jawa Timur mencatat tahun ini jumlah buruh atau pekerja yang di PHK lebih dari dua ribu orang. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat seiring terus merosotnya nilai tukar rupiah.

“Sudah ada dua ribu, mayoritas karena UMK di Jatim memang cukup tinggi sehingga memberatkan pengusaha,” kata Sukardo, Plt Kepala Disnakertransduk Jawa Timur, Rabu (26/8/2015).

Sedangkan untuk PHK akibat merosotnya nilai tukar rupiah, hingga saat ini Disnaker masih terus mendata dan berusaha untuk meyakinkan sejumlah perusahaan agar tak gampang merumahkan pekerjanya.

Sukardo mengatakan, buruh yang di PHK untuk tahun ini sebenarnya masih di bawah tahun 2014 yang mencapai 12 ribu buruh. Meski begitu, masalah utama PHK masih sama yaitu terlalu tingginya nilai UMK khususnya di Jawa Timur.

“Beberapa perusahaan lapor, akhir-akhir ini memang berat, ada bahkan dari mereka yang terpaksa menutup perusahaan, ada juga yang harus pindah ke luar ring satu (Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Gresik, Pasuruan),” ujarnya.

Mayoritas perusahaan yang melakukan PHK serta berencana menutup perusahaan adalah perusahaan di bidang elektronik, serta beberapa perusahaan padat karya lain yang selama ini mengandalkan bahan utama dari impor.

Agar perusahaan tak pindah, Disnaker juga telah memberikan jaminan UMK tak akan naik tinggi seperti yang terjadi tiga tahun belakangan.

Sementara itu Soekarwo Gubernur Jawa Timur mengatakan, untuk membantu mengurangi dampak krisis, pemerintah Jawa Timur saat ini terus melakukan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan penjualan antar pulau. Ketergantungan bahan baku impor juga dikurangi dengan mencari bahan-bahan dari provinsi lain.

Menurut dia, ekspor dan impor di Jatim memang masih minus. Bahkan data Januari hingga Juni 2015 menunjukkan nilai ekspor dibandingkan impor masih minus Rp35 triliun.

Beruntung, Jawa Timur masih memiliki banyak perusahaan yang mampu memaksimalkan potensi perdagangan antar pulau atau antar provinsi. Dari sektor perdagangan domestik antar pulau ini, sejak Januari hingga Juni, mampu menghasilkan perputaran uang hingga Rp56 triliun. “Perdagangan antar pulau ini yang menutup minus Rp35 triliun dari sektor ekspor dan impor,” kata dia.

Untuk bahan baku, perwakilan dagang yang dimiliki Jawa Timur di hampir seluruh pulau juga terus melakukan pemetaan sehingga mampu mendapatkan bahan baku pengganti impor yang dibutuhkan perusahaan yang ada di Jawa Timur. “Kalaupun tidak bisa mengganti bahan baku impor, minimal bisa mengurangi,” ujarnya. (fik/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Selasa, 16 April 2024
29o
Kurs