Dalam satu pekan ini empat pimpinan KPK dilaporkan ramai-ramai ke Mabes Polri menyusul ditetapkannya Budi Gunawan calon Kapolri sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus rekening bermasalah.
Bambang Widjodjanto (BW) Wakil Ketua KPK menjadi target pertama. Setelah dilaporkan terkait saksi palsu dalam sengketa Pilkada Bupati Kotawaringan Barat di MK tahun 2010 langsung ditangkap Bareskrim Polri.
BW ditangkap waktu mengantarkan anaknya sekolah dan dibawa ke Mabes Polri dengan tangan diborgol.
Sesudah itu berturut-turut satu pimpinan KPK lainnya Adnan Pandu Praja dengan tuduhan perampasan hak, Abraham Saham dengan tuduhan melanggar etik KPK.
Terakhir Zulkarnain pimpinan KPK dilaporkan Fatkhurosyid mantan Ketua DPRD Jawa Timur dan wakilnya yang pernah dijebloskan ke LP karena menileb miliaran rupiah dana bantuan masyarakat Jawa Timur.
Mantan Ketua Pengadilan Tinggi Jatim dilaporkan ke Mabes Polri dengan tuduhan menerima gratifikasi berupa uang dan mobil.
Effendi Gazali pakar komunikasi politik UI mengatakan, pelaporan berbondong-bondong yang ditujukan pada pimpinan KPK bisa menimbulkan persepsi negatif di masyarakat.
Masyarakat akan memandang biasa kalau banyak orang menabung pada pencanangan pekan gerakan menabung.
Tapi akan menjadi aneh kalau mendadak ada orang berbondong-bondong melaporkan pimpinan KPK ke Mabes Polri seperti pekan gerakan pelaporan pimpinan KPK ke polisi.
“Suka atau tidak suka akan muncul persepsi publik laporan ini bagian dari rekayasa,” kata Effendi Gazali.
Dwi Ria Latifa fungsonaris DPP PDI Perjuangan membantah ini bagian dari rekayasa, apalagi kalau persepsi itu ditujukan pada PDI P.
Salah kalau laporan itu dipersepsikan upaya untuk menghancurkan KPK karena yang dilaporkan ke Mabes Polri personal KPK bukan lembaganya.
“Kita harus melihat persoalan ini dengan jernih jangan dengan prasangka,” kata Dwi Ria Latifa mantan anggota DPR RI yang ikut membidani lahirnya KPK. (jos/dwi/ipg)
NOW ON AIR SSFM 100
