Polisi Sebut Tiga Orang Meninggal dalam Insiden Pesawat Jatuh di BSD
Minggu, 19 Mei 2024 | 16:27 WIB
Sekolah di Surabaya melarang keras siswa-siswinya konvoi kendaraan di jalan raya, serta mencorat-coret seragam sekolah guna merayakan dan mensyukuri kelulusan. Siswa-siswi diajak bakti sosial.
“Memang kami tidak akan menjatuhkan sanksi. Tapi justru kami ajak anak-anak untuk melakukan bakti sosial. Mensyukuri kelulusan dengan kegiatan bermanfaat. Bakti sosial,” terang Yohanes Mardijono Kepala SMAN 1 Surabaya.
Dengan mengumpulkan pakaian seragam sekolah yang sudah tidak terpakai dan masih layak, kemudian bersama-sama menyerahkannya kepada sejumlah pihak yang membutuhkan, akan lebih bermakna daripada corat-coret.
“Kami sudah tentukan beberapa pilihan untuk memberikan donasi pakaian seragam bekas layak pakai milik siswa-siswi kami. Yang penting tidak usah konvoi dijalanan atau corat-coret pakaian. Percuma. Sebaiknya melakukan aktivitas yang bermanfaat,” tukas Yohanes Mardijono.
Senada dengan itu, SMAN 14 Surabaya juga melarang siswanya datang kesekolah saat pengumuman kelulusan sekaligus melarang siswa konvoi dijalanan untuk merayakan kelulusan.
“Tinggal saja di rumah. Kalau memang sampai jam 5 sore tidak ada surat yang datang dari sekolah, itu artinya mereka lulus. Sekolah melarang keras konvoi. Tidak berguna dan tidak bermanfaat. Buang-buang BBM,” tegas Dra. Hj. Muntiani Kepala SMAN 1 Surabaya.
Untuk mencegah aksi corat-coret, lanjut Muntiani, pihaknya sudah berkoordinasi dengan orang tua siswa dan siswa sendiri, untuk mengumpulkan seragam sekolah dan diberikan kepada adik kelas mereka yang membutuhkan.
“Setiap tahun, kami rutin menggelar itu. Siswa yang akan lulus wajib mengumpulkan pakaian seragam sekolahnya yang layak pakai untuk nantinya diberikan kepada adik-kelas yang membutuhkan. Itu wajib, dan tidak ada corat-coret seragam,” ujar Muntiani pada suarasurabaya.net, Jumat (24/4/2015).(tok/ipg)
NOW ON AIR SSFM 100
