Kamis, 28 Maret 2024

Romo Magnis Suseno dan Cintanya pada Indonesia

Laporan oleh Jose Asmanu
Bagikan
Frans Magnis Suseno. Foto: Jose suarasurabaya.net

Mengisi kemerdekaan tidak harus menjadi tentara, polisi, pegawai negeri atau politisi yang suka berteriak di Senayan.

Banyak cara untuk mengisi kemerdekaan RI yang akan kita peringati HUT-nya ke 70, Senin 17 Agustus 2015 nanti. Itu kata Romo Magnis Suseno saat berbincang dengan suarasurabaya.net menjelang HUT Kemerdekaan RI.

Franz Magnis Suseno, yang akrab dipanggil Romo Magnis, merupakan seorang budayawan indonesia, kelahiran Eckerdorft Jerman, 26 mei 1936. Dirinya adalah Direktur program pasca sarjana sekolah tinggi filsafat Driyakarya Jakarta.

Romo Magnis awalnya datang ke Indonesia untuk belajar di Yogyakarta tentang filsafat dan teologi.

Saat masih berwarganegara Jerman, nama aslinya Franz Graf von Magnis. Ia kemudian menambah `Suseno` di belakang namanya setelah resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) Tahun 1997.

Dia sangat mencintai keragaman budaya Indonesia, itu yang membuatnya betah. Guru Besar filsafat ini dapat bergaul dengan siapa saja tanpa batas sosial, agama, dan golongan. Dirinya mempunyai hubungan cukup dekat dengan Gus Dur dan MH Ainun Najib.

Pada 14 Agustus 2015 lalu, negara menganugerahi tanda kehormatan bintang Maha Putra Utama pada Romo Magnis bersama teman dekatnya Buya Syafii Maarif, mantan Ketum PP Muhammadiyah.

Romo Magnis sendiri tidak tahu apa dasar Jokowi presiden memberinya bintang kehormatan itu. Padahal selama ini dia sering mengkritik kebijakan pemeintah yang tidak berpihak pada rakyat kecil.

“Mungkin pak Jokowi menganggap kritikan saya ada gunanya, karena itu saya tetap kritis, mendapat bintang penghargaan atau tidak,” katanya.

Romo Magnis ingin indonesia menjadi negara yang bermartabat, dihormati oleh bangsa lain. Menjadi negara yang bebas korupsi dan taat hukum. Satu hal yang harus terus diusahakan adalah pemberantasan korupsi.

“Kita menginginkan bangsa yang jujur dan terbebas dari korupsi. KPK harus kuat, semua pemimpin, dari bapak presiden sampai pejabat yang paling bawah, harus tegas menolak korupsi,” ujar dia. (jos/dop)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 28 Maret 2024
26o
Kurs