Jumat, 17 Mei 2024

Slamet Abdul Sjukur Berpesan untuk Bersikap Adil Terhadap Kesenian

Laporan oleh Dodi Pradipta
Bagikan

Almarhum Slamet Abdul Sjukur merasa prihatin dan kecewa karena masyarakat kurang mengapresiasi dunia kesenian di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Henri Nurcahyo penulis dan pengurus Dewan Kesenian Jawa Timur, Selasa (24/3/2015).

“Satu kalimat yang selalu saya ingat ketika beliau ceramah adalah masyarakat seringkali bersikap tidak adil dengan kesenian. Kalau masyarakat lihat lukisan yang tidak bisa dimengerti, tarian-tarian tidak dimengerti, teater tidak dimengerti, mereka selalu menyalahkan senimannya. Dibilang senimannya tidak komunikatif segala macam,” kata Henri Nurcahyo kepada suarasurabaya.net.

Hal ini, kata Henri menurut Slamet, bertolak belakang dengan animo atau apresiasi masyarakat terhadap dunia-dunia di luar kesenian yang membuat kesenian itu sendiri seperti menjadi anak tiri dan kerdil di Indonesia.

“Beliau dalam ceramahnya berkata, tapi ketika masyarakat tidak mengerti teknologi, komputer, dan internet, mereka malah tidak menyalahkan dan mau kursus dan bayar mahal untuk mengerti teknologi. Tetapi hal itu tidak berlaku untuk kesenian. Kenapa masyarakat kalau tidak mengerti lukisan abstrak misalnya, kenapa mereka tidak mau belajar seni lukis, kok malah menyalahkan pelukisnya. Hal itu merupakan kenangan yang terdalam bagi saya terhadap beliau,” ungkapnya.

Oleh karena itu, kenang Henri, almarhum Slamet Abdul Sjukur selalu berpesan kepada siapapun untuk bersikap adil terhadap kesenian. Menurut Slamet kata Henri, ini karena kesenian tidak akan pernah bisa dipisahkan dari kehidupan.

“Berkesenian itu jangan terpisah dari kehidupan. Itu pelajaran penting dari mas Slamet. Kesenian itu adalah kehidupan kita sendiri. Kesenian bukan sesuatu yang terasing dan terpisah dari diri kita. Bersikap adillah terhadap kesenian sebagaimana kita tidak mengerti teknologi. Tapi kenapa masyarakat itu tidak melakukannya,” kata Henri.

Sekadar diketahui, Slamet Abdul Sjukur, salah satu komponis ternama Indonesia yang lahir di Surabaya, mengabdikan seluruh hidupnya bagi dunia musik Indonesia. Slamet Abdul Sjukur pernah meraih penghargaan Bronze Medal dari Festival de Jeux d`automne di Prancis.

Slamet Abdul Sjukur komponis kenamaan Indonesia meninggal dunia di usia 80 tahun, Selasa (24/3/2015) sekitar pukul 06.00 WIB. Almarhum sebelumnya sempat dirawat di RSUD Dr. Soetomo Surabaya akibat terjatuh di kamar mandi.(dop/iss/ipg)

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 17 Mei 2024
31o
Kurs