Sabtu, 18 Mei 2024

Tiket KA Naik, Picu Revolusi Sosial

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan

Kalau tanpa dasar jelas serta transparansi terkait rencana kenaikan harga tiket kereta api, di tengah kondisi masyarakat yang dihimpit kenaikan berbagai harga kebutuhan pokok, maka itu dapat memicu revolusi sosial.

Rencana kenaikan harga tiket kereta api, di tengah terhimpitnya masyarakat oleh kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok, ditegaskan Said Sutomo Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Jawa timur, bisa memicu revolusi sosial oleh masyarakat.

“Pemerintah dalam hal ini kementerian perhubungan seharusnya dapat meninjau ulang rencana kenaikan harga tiket tersebut. Masyarakat saat ini dihimpit kenaikan harga berbagai barang-barang kebutuhan pokok, kalau harga tiket kereta api ikut-ikutan naik. Ini bahaya. Ini bisa memicu revolusi sosial,” tegas Said Sutomo pada suarasurabaya.net, Senin (9/3/2015).

Lebih jauh Said menambahkan bahwa terkait dengan layanan kepada publik, pemerintah kerap kali tidak transparan, tidak memberikan penjelasan konkrit sehingga yang muncul adalah keputusan-keputusan sepihak yang dibuat oleh pemerintah dan buntutnya menyusahkan masyarakat.

Ada ukuran-ukuran atau parameter umum, lanjut Said, yang bisa digunakan untuk menunjukkan bahwa layanan publik seperti moda transportasi kereta api misalnya mengalami kerugian atau tidak. “Seharusnya parameter atau ukuran kerugian dan keuntungan juga diketahui masyarakat. Jangan kalau rugi saja diumumkan kepada masyarakat. Ini tidak benar,” kata Said.

Menyoal rencana kenaikan harga tiket kereta api, Said meminta kepada operator moda transportasi plat merah itu untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat terkait dengan alasan atau hal-hal yang mengharuskan menaikkan harga tiket. “Kalau alasannya karena masih banyak menggunakan spare parts impor, itu tidak masuk akal,” papar Said.

Karena Indonesia sendiri, tambah Said sudah mampu membuat berbagai spare parts kebutuhan operasionalisasi kereta api. “Jangan bodohi masyarakat dengan alasan-alasan yang tidak logis. Masyarakat sebagai pengguna transportasi massal ini yang jadi korbannya,” pungkas dia.(tok/dwi)

Foto : Ilustrasi

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya
Surabaya
Sabtu, 18 Mei 2024
29o
Kurs