Jumat, 3 Mei 2024

BNN Akan Uji Lab Hasil Tes Urin Pelajar SMPN 52

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
AKBP Suparti Kepala BNNK Surabaya. Foto: Abidin suarasurabaya.net

AKBP Suparti Kepala Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Surabaya mengatakan, dari tujuh siswa SMPN 52 Surabaya ada satu anak yang berulangkali dites urine hasilnya positif narkoba.

“Ada satu anak yang dites urine empat kali tetap positif,” ujarnya di kantornya, Jl Grudo V Tegalsari, Rabu (14/12/2016).

Suparti mengatakan, usai dimintai keterangan dan dihadirkan orangtuanya siang tadi, sebagian dari para siswa tersebut memberikan keterangan yang bervariasi.

Ada yang mengaku pusing lalu minum obat sakit kepala (bodrex), sebelum tes urine pada Selasa kemarin. Ada juga yang sedang obat jalan karena demam berdarah, lalu sakit mag dan ada juga yang tidak merasa minum apa-apa.

“Semuanya masih kami analisa. Kami lakukan uji lab, mungkin benar mereka minum obat lain bukan Narkoba,” katanya.

Suparti mengatakan, jika pun hasil uji aboratorium forensik di Polda Jatim nanti ada yang positif narkoba, akan dilakukan sesuai prosedur BNN yaitu di-asessment.

“Kalau ada yang positif akan diselidiki, apakah pemakai yang baru mengenal atau sudah kecanduan. Rehab jalan, akan kami siapkan jika diperlukan,” katanya.

Menurut Suparti, penanganan dan pendeteksi dini pengguna narkoba memang sulit untuk anak-anak. Sebab, bisa saja mereka berpenampilan polos, tapi ternyata susah lama mengenal dan mengkonsumsi narkoba. Suparti mengaku sudah beberapa kali menemui kasus semacam ini.

“Kadang-kadang kalau dilihat dari kepolosan mereka seakan tidak percaya. Tapi kami tetap waspada, kadang-kadang mereka ada tekanan sehingga tidak bisa jujur. Kami berharap mereka mau jujur,” katanya.

Menurut data BNNK Surabaya, sepanjang tahun 2016 ini sedikitnya ada 200 lebih remaja menggunakan narkoba. Mereka mengakui dan tes urine-nya juga positif. Sebagian dari mereka masih pelajar SMP dan SMA.

“Mereka mengkonsumsi pil Dobel L dan Sabu-sabu. Meski Dobel L bukan katagori narkotika tapi itu membuat kecanduan,” katanya.

Menurut Suparti remaja di zaman sekarang tidak mudah diduga. Sebab, dalam beberapa kasus yang mencoba jadi pengedar pil Dobel L dan Sabu-sabu juga kategori usia remaja.

“Yang kami amankan karena mengedarkan 6000 pil Dobel L kemarin juga baru lulus SMA. Pil itu dijual Rp10 ribu satu bungkus berisi sepuluh butir,” katanya. (bid/rst)

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 3 Mei 2024
33o
Kurs