Rabu, 24 April 2024

IKBAL Surabaya Dengungkan Pesantren untuk Pendidikan Nasional

Laporan oleh M. Hamim Arifin
Bagikan
Imam Suprayogo memaparkan pendapatnya dalam Dialog Nasional `Pendidikan Pesantren sebagai Sistem Pendidikan Nasional Alternatif`. Foto: Istimewa

Imam Suprayogo Pakar Pendidikan mengatakan, pesantren merupakan pendidikan yang mengajarkan semua aspek, baik pendidikan hati dan pikiran. Menurutnya, itulah sebabnya pesantren patut jadi pendidikan alternatif di Indonesia.

“Sifat-sifat Rasulullah harus ada pada diri setiap individu manusia, dan tempat yang cocok adalah lembaga pesantren”, kata Mantan Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang tersebut pada kegiatan Dialog Nasional di Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya siang tadi, Kamis (10/11/2016).

Acara bertema `Pendidikan Pesantren sebagai Sistem Pendidikan Nasional Alternatif` tersebut digelar oleh Ikatan Keluarga Besar Surabaya menyambut puncak Kesyukuran ke-64 Pondok Pesantren (ponpes) Al-Amien Prenduan dan dihadiri langsung oleh pimpinan ponpes Al-Amien.

Rizal Umar Ketua Ikbal Korda Surabaya mengatakan, kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan sumbangsih pemikiran untuk perbaikan dan pengembangan pondok pesantren ke depan.

“Selain harus hadir di tengah masyarakat dengan nilai-nilai kepesantreanan, pendidikan pesantren juga perlu meningkatkan kualitasnya seiring perkembangan kehidupan”, kata Rizal dalam berita rilisnya.

Lebih lanjut, kata Rizal, kegiatan ini juga mencermati kenyataan bahwa alumni sebagian besar pesantren di Indonesia tidak memiliki hak melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Padahal sudah ada keputusan Dirjen Pendidikan Islam No. 2852 tahun 2015 tentang penetapan status kesetaraan satuan pendidikan mu`adalah pada pondok pesantren dengan Madrasah Tsanawiyah/sederajat dan Madrasah Aliyah/sederajat.

“Dengan keputusan itu harusnya para alumni ponpes berhak mengikuti pendidikan dengan jenjang yang lebih tinggi. Tapi sebagian besar mereka (alumni) tidak menerima hak itu di beberapa perguruan tinggi”, kata Rizal.

Selain Imam Suprayogo, acara ini juga dihadiri langsung oleh pimpinan Ponpes Al-Amien Prenduan, diantaranya KH Fauzi Tidjani dan KH Ghozi Mubarok Idris.

Kata KH Ghozi, pesantren merupakan sistem pendidikan elit saat masa kerajaan dan jadi terpinggirkan saat Belanda datang menjajah. Dia juga menjelaskan, beberapa pesantren termasuk Al-Amien saat ini menerapkan pola integratif dan konvergensi.

“Banyak yayasan pendidikan sekarang yang mengintegrasikan sistem pendidikan sekolah dengan pesantren, seperti yang telah dilakukan oleh KMI Gontor dan TMI Al-Amien. Ada juga yang mengkonvergensi pendidikan nasional dengan sistem pendidikan pesantren, seperti yang dilakukan MTA Al-Amien”, imbuhnya. (ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Rabu, 24 April 2024
29o
Kurs