Kamis, 3 Juli 2025

Imam Masjid Besar Istiqlal Ingatkan Konsep Jihad Sesat

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan

Jihad dan mati syahid telah menjadi alat pembenaran oleh pelaku aksi terorisme dan propaganda paham radikalisme.

Padahal jihad sesuai dengan Al Quran dan Al Hadits memiliki arti agung yaitu berjuang di jalan Allah. Agar tidak tersesat dengan pemahaman jihad yang salah, sudah seharusnya masyarakat percaya dengan para ulama dan jangan percaya konsep jihad non ulama.

“Percaya penuh pada ulama MUI, NU, dan Muhammadiyah. Tanya saja ke ulama apa makna jihad dan mati syahid sesuai dengan Al Quran dan Al Hadits. Jangan percaya konsep jihad versi non ulama karena pasti akan menyesatkan,” kata Nasarudin Umar Imam Besar Masjid Istiqlal di Jakarta, Rabu, (6/4/2016).

Mantan Wakil Menteri Agama Republik Indonesia ini menegaskan bahwa jihad versi non ulama tidak lebih dari tindakan bunuh diri, seperti yang dilakukan pelaku teroris dengan aksi bom bunuh dirinya.

Dengan demikian, kalau ada orang berjihad dengan membunuh orang, apalagi korbannya orang yang tidak berdosa, itu jelas salah besar. Nasaruddin mencontohkan aksi-aksi bom bunuh diri seperti di Pakistan, Turki, Suriah, dan Baghdad beberapa waktu lalu, korban meninggal yang paling banyak umat Islam, sedangkan non muslim sangat sedikit.

“Bagaimana itu disebut jihad dan bagaimana mereka mengaku sebagai orang Islam, sementara yang mereka bunuh orang Islam juga. Jadi logika kita kelompok teroris itu bukan jihad, tapi bunuh diri. Saya tidak tahu siapa yang “meracuni” mereka,” ujar Nasaruddin Umar.

Ia mencontohkan jihad yang benar adalah jihad yang dilakukan Rasulullah Muhammad SAW yang selalu berhasil dengan mengesankan. Di medan perang dan di medan perundingan, ia selalu menang, disegani, dan diperhitungkan kawan dan lawan. Jihad Rasul lebih mengedepankan pendekatan soft of power dan lebih banyak menyelesaikan persoalan dan tantangan tanpa kekerasan.

“Kalau terpaksa harus melalui perang fisik terbuka, Nabi selalu mengingatkan pasukannya agar tidak melakukan tiga hal, yaitu tidak membunuh anak-anak dan perempuan, tidak merusak tanaman, dan tidak menghancurkan rumah-rumah ibadah musuh. Kalau musuh sudah angkat tangan, apalagi kalau telah bersyahadat, tidak boleh lagi diganggu,” kata Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah ini.

Nasaruddin menerangkan, konsep jihad itu ada empat. Pertama niat, kedua usaha, yang dilanjutkan dengan logika yang masuk akal alias tidak boleh nekad, sedangkan keempat harus dikonfirmasi ke batin (mujahadah).

Kalau jihad itu tidak masuk akal atau tidak dikonfirmasi ke batin, itu jelas bukan jihad. Bahkan bila jihad dilakukan dalam pengertian ngawur, itu sama saja dengan bunuh diri atau konyol. (faz/rst)

Bagikan
Berita Terkait


Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Kamis, 3 Juli 2025
30o
Kurs