Jumat, 26 April 2024

Klaim Radikalisme Terhadap Agama Tertentu Perlu Diklarifikasi

Laporan oleh Jose Asmanu
Bagikan
Anwar Sujana pemerhati radikalisme Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Foto : Istimewa

Anwar Sujana pemerhati radikalisme Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar mengatakan, klaim radikalisme terhadap agama tertentu perlu diklarifikasi dan pemahaman lebih lanjut lagi. Apalagi kata radikalisme yang sering didengar banyak orang, mulai ditarik menuju ke arah agama hingga ada yang menyebut islam dan kristen radikalisme di eropa.

“Kalau berdasarkan sejarah, istilah radikalisme bukan dari agama tetapi dari kelompok masyarakat di Inggris yang melakukan pemberontakan kepada penguasa di abad ke-18 eropa dan meluas ke Amerika, hingga tersebar luas. Kalau radikalisme dikaitkan dengan agama, terutama agama islam perlu diklarifikasi dan pemahaman lebih lanjut lagi,” kata Anwar saat ditemui di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta Pusat, Minggu (23/10/2016).

Dia juga menjelaskan pengertian bahasa radikalisme yang saat ini beredar. Menurutnya, radikal bila dalam bahasa latin berasal dari kata Radik yang berarti akar. Sedangkan dalam KBBI, pengertian radikal adalah mendasar sampai yang bersifat prinsip.

“Selain itu, ada juga pengertian yang menyatkan berpikir maju dan bertindak. Untuk itu, harus diklasifikasi dulu radikal positif dan radikal negatif,” ujarnya.

Menurutnya, dalam agama islam tidak pernah mengajarkan radikalisme. Tetapi radikalistik, kata Anwar, merupakan pengertian dari tiap orang dalam bertindak, berucap dan berpikir menggunakan akar logika.

“Sebagai muslim kita sepakat dasar berpikir dan bertindak, kita menggunkan Al Quran dan Sunnah, ini harus menjadi tatanan dan pembentukan karakter seorang muslim. Ini sudah menjadi kesuksesan dunia islam pernah jaya, karena menggunakan Al Quran sebagai dasar,” katanya.

Hanya saja, menurut Anwar, dalam perkembangan mungkin menjadi negatif saat kepentingan subyektif dan pemahaman yang spesifik lebih mendominasi.

Anwar mengatakan, Islam tidak mengenal garis keras maupun garis lunak. Menurutnya, agama islam adalah islam tanpa golongan tertentu.

“Ketika saya ditanya saya islam apa? Jawabnya ya saya islam. Ini mungkin pesan buat semua, terutama generasi muda islam untuk belajar yang bersifat general saja. Karena radikal muncul karena hanya pelajari islam secara parsial bukan secara utuh,” kata Anwar. (jos/tit/dwi)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
29o
Kurs