Selasa, 7 Mei 2024

Selama Ramadhan, Hiburan Malam di Surabaya Ditutup

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Soemarno Kepala Bakesbang Linmas Kota Surabaya saat talkshow di Studio Suara Surabaya, Rabu (1/6/2016). Foto: Tito suarasurabaya.net

Soemarno Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbang Linmas) Kota Surabaya, mengimbau kepada para pengusaha kepariwisataan, khususnya usaha hiburan malam harus menutup usahanya selama bulan Ramadhan.

Soemarno saat talkshow di Radio Suara Surabaya, Rabu (1/6/2016) mengatakan, penutupan itu berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kota Surabaya Nomor 23 Tahun 2012 tentang Kepariwisataan yang isinya tentang penutupan atau penghentian kegiatan usaha pariwisata selama Ramadhan dan malam hari raya Idul Fitri.

Di pasal 24 ayat (1) huruf a Perda Nomor 23 Tahun 2012 menjelaskan bahwa selama Ramadhan dan malam Idul Fitri, untuk kegiatan usaha diskotik, panti pijat, klub malam, karaoke dewasa, karaoke keluarga, SPA dan PUB atau rumah musik diwajibkan menutup atau menghentikan kegiatan.

Kata Soemarno, Pemerintah Kota Surabaya juga mengimbau kepada masyarakat dari RT, RW dan para pelaku usaha, agar mematuhi Surat Edaran Wali Kota Surabaya yang diterbitkan Jumat (27/5/2016) lalu. Pemkot Surabaya berharap selama bulan Ramadhan berlangsung dengan suasana religi tanpa ada gangguan.

Surat Edaran Walikota yang diterbitkan itu mengatur pelaku usaha diskotek, panti pijet, klub malam, spa, karaoke, pub, rumah musik selama bulan ramadhan tutup. Menurut Sumarno, hitungan oleh Pemerintah Kota terkait pelaku usaha hiburan malam dan karaoke bukanlah 12 bulan dalam setahun, melainkan 11 bulan saja.

Selain itu, Pemerintah Kota Surabaya memberikan larangan membunyikan petasan ataupun kegiatan yang membuat kegaduhan serta kegiatan yang mengundang banyak massa. Terkait hal ini, Jumadi pendengar Radio Suara Surabaya mengomentari gangguan yang ditimbulkan dari kembang api. Padahal kembang api juga berpotensi menggangu masyarakat yang sedang beristirahat ataupun menjalankan kegiatan tadarus karena bunyinya yang keras.

“Pemerintah Kota Surabaya sendiri sudah melakukan operasi terkait penjualan petasan. Untuk kembang api sendiri sudah ada peraturan dari pihak kepolisian, yang diperbolehkan adalah kembang api berdiameter 2 inchi saja. Namun untuk panjang kembang api serta kepadatan belum ada regulasi yang mengatur,” ujar Soemarno.

Yunus yang juga pelaku usaha karaoke keluarga menyampaikan, tidak mudah menjalankan bisnis dengan libur satu bulan dengan 50 karyawan. Padahal dia harus memberikan gaji dan THR kepada karyawannya. Meskipun begitu, dia mengaku akan mematuhi Peraturan Daerah dalam Surat Edaran Wali Kota tersebut.

Yunusa juga meminta Pemerintah Kota Surabaya membantu dalam mempermudah sertifikasi usaha agar bisa membantu pendapatan selama 11 bulan beroperasi. (tit/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Selasa, 7 Mei 2024
29o
Kurs