
Surabaya akan menjadi contoh pengelolaan lingkungan kota bagi negara-negara peserta UN Habitat III dengan dipilihnya kota Surabaya menjadi tuan rumah.
Johan Silas Pakar Pemukiman dan Tata Kota mengatakan, saat ini Surabaya menjadi tempat bagi masyarakat dunia untuk merumuskan agenda-agenda yang akan dibawa ke UN Habitat nanti.
“Kita tidak perlu menunggu 20 tahun lagi untuk bisa menjadikan pembangunan kota yang berkelanjutan. Tapi sekarang ini Surabaya sudah menjadi contoh konsep pembangunan berkelanjutan tersebut,” kata Johan Silas pada Radio Suara Surabaya.
Dalam pembangunan dan penataan kota berkelanjutan itu, kata dia, bukan hanya mengandalkan kuantitas tapi kualitas. Dan yang penting nanti ada kunjungan 4.000-5.000 peserta yang akan mengunjungi berbagai destinasi kota di Surabaya.
“Di sinilah warga kota bisa menunjukkan sebagai warga kot yang baik. Ini akan mempertaruhkan nama Indonesia di mata internasional,” ujar dia.
Persiapan yang dilakukan kota Surabaya untuk menyambut UN Habitat III ini sudah lama dilakukan. Seperti pembenahan kampung Peneleh dan Maspati. Meskipun sebenarnya pembangunan dan penataan lingkungan kota selama ini tidak ada hubungannya langsung dengan digelarnya UN Habitat III.
“Kenapa Surabaya lalu dipilih jadi tuan rumah, saya kurang tahu persis. Tapi mungkin karena penataan lingkungan kota Surabaya sudah banyak yang memenuhi kriteria PBB,” katanya.
Event ini, kata dia, penting untuk promosi Surabaya ke level dunia. “Kita tidak promosi keluar tapi mereka datang sendiri ke sini. Dan ini penting untuk Surabaya ke depan,” katanya. (dwi)