Jumat, 3 Mei 2024

Masyarakat Ekuador Serbu Rendang dan Nasi Goreng

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ilustrasi Rendang. Foto: exciteindonesia.wordpress.com

Hidangan rendang dan nasi goreng yang masuk 50 makanan top dunia pilihan CNN diserbu masyarakat Ekuador dalam acara Pekan Kuliner dan Budaya Indonesia yang diadakan Kedutaan Besar Indonesia di Quito, di Restoran Portofino Hotel Hilton Colon Guayaquil, Quito, Ekuador.

Sejak dibuka oleh Carlos Larrea Wakil Menteri Pariwisata Ekuador dan Diennaryati Tjokrosuprihatono Duta Besar Indonesia untuk Ekuador, Selasa (1/8/2017) lalu, pagelaran kuliner dan budaya Indonesia bertajuk Wonderful Indonesia Week 2017 memikat ratusan pengunjung penikmat makanan Indonesia.

Sebagaimana dinyatakan Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya Kedutaan Besar Indonesia di Quito, dikutip Antara, Minggu (6/8/2017), gelaran pada 1-6 Agustus ini tidak hanya menyajikan kuliner Indonesia. Grup tari Saleho asal Boyolali dengan tari Topeng Ireng dan Sakeera menarik perhatian penonton.

Khusus makanan, selain rendang dan nasi goreng yang masuk dalam 50 makanan top dunia pilihan CNN, juga disajikan berbagai makanan lain. Tim juru masak yang didatangkan khusus dari Indonesia Satu Foundation di Amsterdam didukung juru masak Wisma Duta di Quito, menyiapkan kuliner Indonesia.

Hidangan Gohu Ternate yang mirip salah satu makanan khas Ekuador pun laris manis diserbu pengunjung. Selain rendang, sate ayam, sate maranggi, sate lilit, sayur lodeh, urap, gado-gado hingga asinan, dan rujak buah, juga laris manis.

Begitu pun dengan nagasari, lemper, kue sus hingga bir pletok yang juga disukai pengunjung yang harus merogoh kocek 45 dolar Amerika Serikat per orang untuk menikmati semua makanan.

Diennaryati Tjokrosuprihatono Duta Besar Indonesia untuk Ekuador mengatakan, “Promosi kuliner dan budaya ini bagian dari upaya menarik wisatawan dan pebisnis Ekuador berkunjung dan berbisnis di Indonesia. Melalui program ini setidaknya Hotel Hilton Colon bisa menjadikan masakan Indonesia masuk dalam menunya,” ujarnya.

Menurutnya, Eduard Rosadi Chef Hotel Hilton Guayaquil menunjukkan minat untuk mempelajari resep masakan Indonesia seperti nasi goreng.

Selain kuliner, pengunjung Restoran Portofino menyaksikan tari-tarian dari Boyolali serta lagu Indonesia yang dibawakan musisi Yuyun George yang memadukan saksofon dan suling.

Pengunjung diajak berkelana menyaksikan aneka ragam batik khas Indonesia melalui demo pembuatan batik dan fashion show busana-busana batik karya Yuku Moko, Opi Bachtiar, Wieke Dwiharti , Wignyo dan Nani Rahmat.

Seminggu kegiatan berlangsung, ratusan pengunjung dari kota besar sekaligus kota bisnis di Ekuador antusias pada kuliner dan budaya Indonesia. Meskipun sebagaian besar bahan makanan bisa ditemukan dengan mudah di Guayaquil namun penyajian ala Indonesia merupakan sesuatu yang eksotis.(ant/den)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 3 Mei 2024
26o
Kurs