Kamis, 9 Mei 2024

Suara Surabaya di Usia ke-34 Harus Menjawab Tantangan di Era Digital

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Saifullah Yusuf Wakil Gubernur Jawa Timur saat berkunjung ke studio Suara Surabaya, Minggu (11/6/2017), di hari ulang tahun ke-34 Suara Surabaya Media. Foto: Totok suarasurabaya.net

Banyak tokoh masyarakat yang telah menjadi kawan-kawan Suara Surabaya Media berkunjung ke Kampoeng Media Suara Surabaya di Jalan Wonokitri Besar 40 C, Minggu (11/6/2017), untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Salah satunya, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) Wakil Gubernur Jawa Timur.

“Pertama-tama, saya ingin mengucapkan selamat ulang tahun kepada Suara Surabaya yang telah mengabdi kepada masyarakat memberikan informasi yang bisa bermanfaat bagi semua pihak. Bagi masyarakat, pemerintah seperti kami ini, dan para pengusaha atau para stakeholder pembangunan yang lain,” ujarnya di studio Suara Surabaya.

Dia berharap, ke depan, Suara Surabaya makin maju, makin jaya di udara, dan turut mensejahterakan masyarakat dengan informasi-informasi yang mencerdaskan.

Pada kesempatan ini, Gus Ipul didampingi Arif Affandi mantan Wakil Wali Kota Surabaya, Pengusaha, sekaligus Konsultan Perusahaan ini berbincang dengan Meinara Iman Dwihartanto (Iman) Penyiar Radio SS, soal hoax.

Gus Ipul mengatakan, jangan mudah mengirim berita (sharing) tanpa melakukan klarifikasi terlebih dulu. “Kita tidak boleh main share, main kirim saja, karena kadang-kadang kelihatannya berita ini bagus, tapi belakangan kita tahu ternyata itu tidak benar,” katanya.

Gus Ipul berbagi pengalaman, pernah mendapat berita dari kawan dekatnya mengenai cara hidup sehat. Gus Ipul menganggap berita itu memang bermanfaat sehingga dia bagikan kepada keluarganya, juga kawan-kawannya yang lain. Tapi tidak lama kemudian, dia mendapat kabar susulan dari temannya bahwa kabar itu tidak benar.

“Sejam kemudian dia WA (WhatsApp) lagi, meminta maaf ternyata kabar yang dia bagikan tidak benar setelah berkonsultasi dengan dokternya. Nah, saya sudah terlanjur share ke keluarga saya, teman saya. Teman saya bilang, nah sudah terlanjur dia share ke temannya yang lain. Jadi akhirnya ada rentetan kabar hoax yang beredar,” katanya.

Karena itu, Gus Ipul menyarankan agar sebelum membagikan sebuah berita harus dipastikan dulu kebenarannya. Juga, dia mengatakan, setiap orang juga perlu memiliki kemampuan untuk membuat narasi balik untuk meng-counter kabar hoax dengan tulisan yang meluruskan.

“Berita hoax ini, sejak zaman Rasulullah sebenarnya sudah ada. Hadis palsu itu sudah ada. Tapi pada waktu itu belum ada medsos (media sosial). Dengan adanya medsos sekarang, berita seperti ini lebih cepat menyebarnya,” katanya.

Suara Surabaya menurut Gus Ipul sudah melakukan seleksi berita. SS sudah mencoba untuk profesional mengelola informasi dari masyarakat. “Memang sudah seharusnya begitu. Hanya yang hari ini dikeluhkan soal SS, soal jangkauan yang masih terbatas. Yang lain-lain menurut saya sudah oke,” katanya.

Arif Affandi yang turut datang ke studio mengatakan, Suara Surabaya memang mendapat tantangan yang agak besar. SS punya kesempatan menjadi media konfirmasi dan rekonfirmasi.

“Memverifikasi berita-berita yang berkembang di medsos, sehingga bisa meluruskan berita-berita hoax itu. Karena tidak semua orang memiliki kemampuan untuk klarifikasi, konfirmasi,” katanya.

Kedua, kata Arif, Radio Suara Surabaya 34 tahun lalu merupakan yang terdepan di bidang penyiaran. Di era digitalisasi ini, yang mana setiap orang bisa melakukan broadcast apa saja, baik visual maupun audio, SS punya tantangan baru bagaimana bisa menjadi terdepan di era digital ini.

“Lalu, apa kemudian inovasi-inovasinya? Menurut saya, 34 tahun seharusnya bisa masuk convert zone. Tapi ini ternyata ada tantangan yang tidak bisa dihadapi dengan cara yang anteng-antengan,” katanya.(den)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 9 Mei 2024
28o
Kurs